Selamat datang di blog seorang pribadi pembelajar :) Namaku Hawari, namamu siapa?

Saturday, 10 June 2017

Bulan dan Bintang - Kebingungan

       Kadang, aku bertanya-tanya bagaimana rasanya jika aku berada di posisi Fahri saat masih berada di kisah AAC 1. Atau kisah Faiz di buku Cinta 3 Benua. Menjadi seorang lelaki dimana di sekelilingnya tidak sedikit ada perempuan-perempuan sholehah yang dengan kebetulan dari Allah sering dipertemukan karena berada pada jalan yang sama. Jalan dimana kami berusaha untuk mendekatkan diri kepada Allah.

       Ini... wajar terjadi. Aku hingga saat ini masih percaya dengan pesan Mas Gun, bahwa orang-orang dipersatukan, dipertemukan oleh tujuan yang sama. Saat aku berada di jalan berusaha menjadi pribadi yang lebih baik, aku akan menemukan orang-orang lain yang juga seperti itu. Lalu.. entah karena perbandingan lelaki dan perempuan yang tidak seimbang atau entah memang pada dasarnya perempuan itu lebih peka terhadap pentingnya menjaga diri, biasanya yang berada pada jalan ini lebih banyak perempuannya daripada laki-lakinya. Jika perempuan sadar bahwa mereka dieksploitasi, sebaliknya kami laki-laki banyak yang terlena menikmati hasil eksploitasi tersebut. Stalking IG cewek sampai ke lihat konten porno. Trust me, it did happens around us. Nggak sedikit, banyak.

       Tak mudah untuk membuat lelaki peka dengan pentingnya menjaga diri. Kadang harus dihadapkan pada kematian bagi seorang lelaki untuk bisa sadar akan berharganya kehormatan maupun nyawa. Sedangkan bagi perempuan, mungkin tak perlu sampai seekstrem itu untuk membuat mereka sadar bahwa mereka sedang diincar untuk dieksploitasi. Sebaliknya, banyak lelaki yang justru terlena dan tidak sadar bahwa video games, manga, anime, itu ada sebagai penghalang diri menjadi pribadi yang lebih baik. Menjadikan mereka hanya sekadar menjadi pemalas dan konsumen, tidak produktif dan bukan sebagai produsen. Entah yang jadinya main game sehari satu jam sampai 10 jam. Banyak yang terlena.

Saat Sang Bulan sudah sanggup untuk menghasilkan sinarnya sendiri, itulah saatnya untuk mencari Sang Bintang untuk turut menemaninya menerangi dunia.
       Tadi, saat aku melihat ke langit. Aku melihat ada tiga buah bintang. Satu yang sangat terang, dua sisanya hanya seperti lampu LED yang kekurangan arus(pokonya mah ga terang aja). Mungkin ada di antara kalian yang pernah membaca puisiku tentang bulan dan bintang sebelumnya di sini. Bahwa aku merasa menjadi bulan yang sedang dalam proses perbaikan diri, dan seringkali aku melihat ke sekitar pada bintang-bintang yang radiating cahaya yang sangat memikat. Begitu pula, ketika aku melihat ke langit, kadang aku suka merasa bahwa bintang di langit yang kulihat itu tak ubahnya ada perempuan yang sedang memperhatikanku(Ge er banget ya? Peduli amat, namanya juga nebak-nebak). Jadi saat aku melihat tiga bintang tadi, aku merasa bahwa ada satu orang yang sedang sangat perhatian, dan ada dua yang cukup memperhatikan. Aneh emang wkkw. You know, kadang, rasanya hati ini goyah. Rasanya diri ini langsung teringat pepatah empat belas abad yang lalu bahwa perempuan adalah ujian terberat yang ada bagi manusia. Ujian hati, ujian perasaan, atau lebih dari itu.

       Sampai sini, aku juga bingung apa yang mau kusampaikan, eh nggak deng. di titik kehidupan ku yang sekarang. Banyak angin berhembus, seperti
"Mad, kujodohin sama ponakanku yang ini aja ya, Mad. Cantik, dari UI." Kata Tante yang satu. Atau, kebetulan berada satu atap dengan perempuan yang bukan mahram. Atau, dari nama-nama lain yang datang dan lewat di hati. Balik lagi, aku jadi keinget kasus Fahri AAC #1 maupun kisah-kisah lainnya. Hmm.. you know, yang ada di pikiranku adalah : "Kalau sekarang saat masih sendiri aja sebegini mudahnya untuk tergoda, apa nanti saat udah jadi suami juga akan mudah tergoda ya?" Nakutin nggak sih?

       Mendapati fakta ini, harus kuakui bahwa hanya Allah lah sang Khalik lah Yang Maha Kuat dan Tempat Meminta Kekuatan. Ya Allah, tolong beri hamba, dan teman-teman hamba yang lain, baik yang hamba kenal maupun tidak, yang karena ketundukan kami kepada-Mu sama-sama berusaha menjaga kehormatan, menjaga kemaluan, berilah kami kesabaran yang luar biasa. Saat kami merasa dunia di sekitar sangatlah tidak ideal, atau saat diri kami sedang sangat tidak ideal, tolong jaga kami dengan idealisme kami, agar kami tetap bisa berpegang teguh pada agama-Mu. Agar kami bisa tetap fokus untuk memperbaiki diri, terus belajar, terus berkarya untuk dunia, dan terus bergerak mengubah dunia. Aamiin.

        Karena hamba sedang berusaha untuk yakin bahwa jodoh terbaik ada di sekitar karya terbaik. Entah sebelumnya, atau sesudahnya, atau saat dalam proses pembuatan karya tersebut.

Bismillah.

source gambar : Google gambar bulan bintang -> http://aanindriyani.blogspot.co.id/2012/12/bulan-dan-bintang-cerpen.html
Share:

0 komentar:

Post a Comment