Selamat datang di blog seorang pribadi pembelajar :) Namaku Hawari, namamu siapa?

Tuesday 24 May 2016

Jam 24.01-24.59

Bila bisa ada ya, aku berharap aku bisa memiliki waktu itu.
24.01-24.59.

You know, lately I've been quite really busy. So busy that it's really hard for me to find a free time to write, just like now. Even right now, I was writing inside Masjid Salman, just finished my prayer, stealing a li'l free time to write. Time felt really got tensed up these days. Things just keep coming one after another. Free time has become such a utopian luxury. Why?

First, I applied for SSDK trainer some weeks ago, and there it goes, from this Monday till Thursday, I need to attend the TFT from 7.30 in the morning, till 15.30. It was quite tiring, even worse, I can't seem to reach anyone through my smart phone at those times. Coz at the room I was in, there was no internet signal for my SIM card. 

I was also a part of P3R(Panitia Persiapan Program Ramadhan) family(supposedly, by now it should've been becoming a li'l kind of family, but it hasn't, yet. Mostly we were still for the event, and the spiritual development wasn't that strong) and I'm one of some people who fought together to make P3R impactful and useful for everyone around us. Although lately it's been really hard for me to become optimistic since we have so many problems and I can't seem to help that much because I have errands to do for other things like SSDK. 

I was also a committee in LMD(Latihan Mujtahid Dakwah) 182 which is going to be held on 27-29 of May. 

And also, 2 days ago, I was in Dago Natural(?) School(Sekolah Alam Dago). I was the logistic team helping the other comitmitee who held the DP2Q #2. 
Overall, it make me quite exhausted, even for simple things like writing in this blog is quite hard.

But then,
Lately I've been wondering, if, maybe, peaceful times were never meant to really exist. I mean, when we're having all those big things to do, what are we hoping? Sitting down in front of our room, enjoying the luxury of just sitting down there while the sun washes our face, noticing the calm surroundings because everyone have gone to work, to school, while we're staying since it's already holiday for us, and just keep typing in front of our laptop? Well, actually that's what I'm doing right now, hehe. But, you know, these kind of times were such a luxury. It was not meant to exist, especially when I'm this busy. What I'm doing right now actually was sacrificing the time that I should've spent to do many other things, just so I can write.

You know, I just want to have some time, just some, to do things that I need to do. By things I mean digesting and processing all these information, every facts about the chores, the plans that I've abandoned. There were just so many things going on, and I can't seem to process them all. I need, really need, to sit down, and process everything that's happening with me, and around me. I got really confused when I heard the news, this men got killed, that women got raped, there's flood there, Indonesian rupiah currency droppred really low. And all those news. 

"HAH!", what can I do?

I felt like I was bombarded with all these problems while probably, they were thinking that knowing about all those problems might get me feel better. It doesn't, FYI. I need some time, to sit down, relax, and think.

Which is important and urgent to me, which is not?
I was wondering if maybe, I can ask for Him to give me an extra time, just an hour everyday, to do that. To sit down, process things, write it down, whether it may be in my blog or in my book or anywhere. To make it clear what's actually happening. Because I felt like I was inside a loop which I don't even know what's really happening in each loop. Just maybe, He can give me an extra time to do it, 24.01-24.59 in everyday. To make me things clear in every loop, in every routine that I do everyday.

Do'akan saya, ya, manteman,
Dan satu lagii, jangan lupa sudah makin dekat dengan Ramadhan, yuk persiapkan. Do'akan saya bisa segera membuat tulisan tentang persiapan Ramadhan hehe :D
Share:

Friday 13 May 2016

Lakukanlah Kebaikan, tetapi Jangan Sampai Merasa Terberatkan

Manteman,

       Hari ini ku ingin bercerita tentang sesuatu yang kuanggap krusial dalam menjalani hidup ini. Well, you may say that it's one of my prioritized principle whenever I wanna do good deeds. It's just like what the title says: 

"Do good deeds, but do it so that you're not burdened by what you did."

Mungkin prinsip ini memberi kesan malah saya seperti melakukan sesuatu tapi tidak all-out, tetapi menurut saya ini ada kaitannya dengan banyaknya jumlah kebaikan yang hendak(kita) lakukan. Kalau saya sendiri, saya lebih memilih untuk melakukan banyak hal, meskipun dalam takaran yang sedikit, tetapi saya berharap bisa istiqomah. Karena Allah sendiri memang lebih menyukai amalan yang sedikit, tetapi istiqomah.

       Saya sendiri suka merasa kurang sreg, kurang cocok ketika melihat orang lain berkoar-koar saat demo, atau saat mencalonkan diri hendak menjadi sesuatu, berkata bahwa mereka akan melakukan suatu hal BESAR. Saya kurang sreg dengan orang yang ketika melakukan kebaikan itu sampai membuat mereka benar-benar capek. Misalnya, saat hendak membantu teman, mereka membantu sampai benar-benar mereka sendiri kehabisan tenaga untuk melakukan hal-hal lain yang seharusnya menjadi kewajiban mereka sendiri. Misalnya, saat hendak melakukan ibadah sunnah, tetapi melakukan ibadah sunnah itu sampai mereka sedikit membuat kejaran akademik mereka tertinggal.

       Memang, saya terkesan seperti seseorang yang seolah-olah melakukan suatu kebaikan tidak benar-benar all- out, saya kadang-kadang masih suka memikirkan,

"Bila saya melakukan ini, kerugian apa yang saya dapat?" 

       Tetapi, saya sendiri melakukan ini memang berdasarkan pengalaman saya pribadi, bahwa ketika saya melakukan suatu kebaikan yang besar, misalnya saya coba membantu masyarakat dengan mengurus bangkai tikus yang ada di pinggir jalan. Well, baunya itu loh, busuk banget. Ini masalah kemasyarakatan yang pelik. Bangkai tikus adalah sampah yang sangat tidak sopan untuk dibuang di tempat sampah rumah orang, atau dimanapun lah. Lha ini, settingan TKP bangkai tikus yang kutemukan waktu itu di pinggir jalan, dan di daerah itu memang hanya ada sedikit tempat sampah umum(read: Cisitu). Ya, daripada membersihkannya, seringkali saya lebih memilih untuk membiarkannya saja di pinggir jalan, sambil berdo'a semoga ada orang yang lebih baik hati untuk mau mengurusnya.

       Contoh lainnya, misal saya mengikuti suatu kepanitiaan X. Salah satu penurunan dari prinsip saya tadi adalah, bila ada kumpul panitia, jangan sampai saya merasa terberatkan dengan kehadiran saya di kepanitiaan tersebut. Semisal kumpulnya di malam hari, dan kondisi fisik saya sedang tidak terlalu sehat untuk bisa keluar malam, maka saya akan lebih memilih untuk tidak mengikuti kumpul kepanitiaan tersebut. Mungkin, dalam bahasa lain, prinsip tersebut adalah:

"It turns out that, you can only be good to other people, only if you're being good to yourself."

atau dalam bahasa lain,

"Kamu baru bisa benar-benar menghargai orang lain, ketika kamu sudah bisa menghargai dirimu sendiri."

Saya lebih memilih untuk melakukan kebaikan, tetapi saya tidak merasa terberatkan dengan kebaikan tersebut. Agar saya tidak menyalahkan kebaikan tersebut di kemudian hari dan akhirnya saya malah berhenti melakukan kebaikan tersebut.

       Jadi, mohon maaf kepada teman-teman yang mampu melakukan kebaikan sampai melupakan dirinya sendiri, kalian orang yang hebat. Kuakui. Tapi, ini sekadar harapan agar kalian memaklumi bahwa aku masih belum mampu untuk menjadi seperti kalian. Dan mungkin, sedikit ajakan agar kalian lebih mencintai diri kalian sendiri :)

A little picture,
Mungkin kamu memang sedang sibuk untuk mengejar mimpi2
besarmu, tetapi jangan lupa bahwa di luar sana, orang2, teman2mu
ada yang sekadar untuk hidup saja sudah kesusahan.
NB: Aku percaya bahwa ketika mindset dari masih mencari aman, masih terlalu mencintai diri sendiri ini bisa berubah menjadi berani mengabdikan diri untuk orang lain tanpa memikirkan diri sendiri, akan terjadi sebuah perubahan besar dalam hidupku. I believe that my life will ascend to the next level, a level with higher gain, but also higher risk, but still, far more interesting than before :)
Share:

Tuesday 10 May 2016

Berita hari hari ini

Bener2 bikin aku ngerasa sakit, muak sama dunia ini.
Bikin banyak mikir.
Capek mikirinnya.
Sakit di hati ketika dengernya.

Mungkin ada yang mau berbagi pandangan?
1) HMI mudah terprovokasi
2) Pelecehan seksual pada anak kecil
Aku nggak ngerti lagi ...
Share: