Selamat datang di blog seorang pribadi pembelajar :) Namaku Hawari, namamu siapa?

Sunday 22 April 2018

Sekolah Melupakan #2 : Single but Taken. Galau?

       Kembali dari mukhoyyam kemarin, ada banyak hikmah yang kudapat. Pemateri utama, Ustadz Fadhil Al-Makky dengan baik menyampaikan pesan dan inti dari kitab At-Tibyan agar kami bisa memahami apa esensi dari belajar, menghafal, dan mendekati Al-Quran. Kami diberi pesan untuk tilawahlah dimanapun kami berada, jangan malu. Kami juga belajar tentang mudzakkarah (saling mengingatkan) dalam kebaikan sebelum melakukan aktivitas-aktivitas harian seperti tidur, makan, dan safar.

       Satu hal lagi yang menarik dari mukhoyyam dengan Ustadz Fadhil sebagai pematerinya adalah bagaimana beliau itu sosok yang sangat supel, enak diajak ngobrol, dan bisa nyambung. Bayangin ada ustadz mau jadi pemateri dari awal acara sampai akhir coba, dimana bisa nemu yang kaya gitu? Beliau membimbing kami dari setiap tahapan acara yang kami lakukan. Seolah jadi nggak ada jarak antara beliau sebagai pemateri, dan kami sebagai pembelajar. Beliau dekat dengan kami. Termasuk, saat kami pulang dari mukhoyyam.

       Ceritanya, waktu pulang dari angkot, beliau berada di satu angkot dengan kami(which is very rare, pemateri mau pulang bareng, satu angkot sama peserta. Kayanya belum pernah ada coy, ustadz lho). Di sana obrolan pun mengalir panjang. Mulai dari kisah sirah tentang peperangan di masa Umar, Muawiyah, perpecahan yang terjadi. Lalu topik berganti menjadi topik yang amat beliau kuasai, perihal jin dan ruqyah. Beliau bercerita tentang sihir yang kuat ada di Palembang, lalu di sebuah daerah di Aceh, tentang (maaf) kemaluan pria yang hilang/disfungsi karena disihir. Penyebabnya adalah dia berani-beraninya mempermainkan hati perempuan asli sana. Sampai sini, beliau berpesan,

"Makanya, jangan berani-berani kalian mainin hati perempuan. Perempuan itu akalnya pendek (kalau sudah dikuasai oleh rasa yang kuat untuk memiliki). Dukun bisa bertindak."

"Siap, ustadz."

Hingga ada yang nyeletuk,

"Ustadz, gimana kalau hati kita yang dimainin sama perempuan?"

(glek)

"Wah, kalau seperti itu, langsung saja. Lamar orangnya."

Terjadi kericuhan sesaat, lalu obrolan mengalir lagi seperti biasa.

       Sebetulnya, begitu mendengar pertanyaan itu, aku terhenyak sesaat. Itu.. adalah pertanyaan yang sangat menarik. Selama ini seringkali diposisikan seolah-olah lelaki adalah pihak yang suka bermain-main dan membuat perempuan menderita. Tapi jarang sekali ada kisah tentang bagaimana lelaki menderita karena cinta. Kaya yang udah pernah kubahas di sini. But, believe me, it happens. Cowok yang mengalami tingkat kebaperan level tinggi padahal sudah biasa menjaga diri itu sangat bisa(baca yaa, bisa bukan biasa) terjadi.

Jadi harus bagaimana?

       Melamar orang yang menyebabkan itu? Not that easy, tho. Ada nafkah yang harus dipikirkan. Mungkin makan diri sendiri saja belum bisa dipenuhi, bagaimana dengan menambah satu perut untuk diurus? Bagaimana kalau sudah jadi tiga perut? Si momongan kecil? Kalau misal mau tinggal di luar negeri, bagaimana dengan pekerjaan yang dijalani? Apa cukup? Bagaimana mengurus biaya asuransi kesehatan di LN? Kan di sana nanti biaya kesehatan kalau ga ada asuransi bisa keos. Pertanyaan-pertanyaan yang sampai pada satu titik simpulan,

Banyak orang itu mengganggap menikah itu menyelesaikan masalah. Padahal, masalah yang datang itu lebih besar dan lebih kompleks dari apa yang sudah mereka hadapi selama ini.

Well, us boys do suffer. Kebutuhan biologis yang meningkat drastis, perasaan yang tak keruan, tetapi tidak diimbangi dengan kesiapan untuk membangun sebuah rumah tangga.

Cuman, aku akan mencoba menerapkan prinsip yang kudapat dari mukhoyyam kemarin juga. Begini prinsipnya,

"Penghafal Quran yang bingung, galau, masalah keduniannya, adalah sedungu-dungunya orang. Bagaimana mungkin seseorang yang sering bermunajat pada Allah lewat tilawahnya, Allah tidak penuhi keinginannya."

Allah.. Laa haula walaa quwwata illaa billah..

bacaan tambahan, bagaimana cowok bisa sangat terpengaruh oleh perasaan dari relationship : https://www.elitedaily.com/dating/broken-men-heartbreak-love/1332715
Share:

Sunday 15 April 2018

Sekolah Melupakan #1

Tentang rasa yang mengetuk masuk dan tak kunjung pergi jua.

Bagaimana melupakannya?

Kala mencoba lupa justru membuat kehadirannya pada alam tak nyata,

masuk begitu saja dalam mimpi-mimpi biasa.

Adakah yang bisa memberiku sebuah pencerahan ?

Tentang bagaimana mengalihkan rasa.

Mencari makna dari kehidupan-kehidupan manusia lainnya.

Membuat diri menjadi tak hanya terfokus pada apa yang dialami dan dipunya.

Lupa.

Aku ingin belajar untuk bisa lupa.
Share:

Tuesday 10 April 2018

Where Are We Going With Science, Really?

       Sore ini adalah kelas-kelas terakhir dari kelas fisika radiologiku. Ya, semester ini aku ngambil dua matkul fisika yang kurasa asik, well, sekaligus menuhin syarat kelulusan juga sih (harus udh ngambil basic science). Jadi aku ngambil fisika radiologi dan fisika modern. Masing-masing membahas tentang bagaimana perkembangan fisika dalam dunia modern sekarang. Di kelas, materi yang dibahas itu tentang terapi radiologi seperti konsep dari mesin X-Ray, Co-60, LINAC, etc. Di akhir kelas, aku yang masih ada yang bingung tentang materi pun bertanya ke bapaknya.


       Pertanyaanku sih tentang materi, tapi bapaknya menjawab.. oot (out of topic). Beliau jadi cerita tentang rasa ingin tahunya apakah bisa menggabungkan dua buah sel, seperti sel jagung dan sel padi, cerita tentang kloning manusia yang katanya udah dilakukan entah dimana tapi belum diekspos aja, dan tentang konferensi yang pernah beliau hadiri bersama seorang peraih Nobel bernama Abdus Salam dengan topik The Origin of Life 'Asal Mula Kehidupan'. Pada suatu titik bercerita, yaitu pas beliau lagi cerita tentang etika dalam pengembangan teknologi dan sains, beliau bilang,

"Kadang, saya saat baca berita-berita perkembangan sains itu jadi termenung. .. Anda, Muslim kan?"

"Iya, Pak."

"Iya, menurut saya kalau ada yang mengembangkan kloning manusia dan tidak diekspos itu kan merupakan suatu ujian tersendiri buat dia ya."

(ujian .. ga paham)

"Maksudnya, Pak?"

"Iya, dia bisa menemukan itu kan pastinya merupakan ujian, dan juga udah takdir dia."

" ... " (gak berani jawab)

"Saya itu suka termenung dengan perkembangan dunia biosistem ini. Karena, banyak yang bekerja di daerah-daerah garis."

(garis perbatasan apakah suatu eskperimen dan sains itu etis atau tidak, melangkahi Tuhan atau tidak.)

"Menurut saya, kloning manusia itu sudah nembus batas sih, Pak. Maksud saya, harusnya kan biarlah yang sudah mati ya mati dengan tenang."

"Itu .. saya tidak tahu,"

       Cuplikan obrolan ini membuatku berpikir. Apa yang diceritakan dosenku itu memang benar-benar sebuah pemikiran mutakhir. Yang berbicara adalah seorang saintis ahli di bidangnya, fisika medis dan biofisika. Ketika beliau yang sudah sepaham itu dengan fisika saja berkata bahwa beliau 'termenung'.. Aku harus gimana?

       Aku jadi bertanya, sebenarnya pengembangan sains dan teknologi yang sedang gencar kita lakukan, di kampus ITB ini salah satunya, itu kemana? Untuk apa?

       Back to theory. Dalam Islam, beruntung aku terlahir dalam Islam. Aku telah mendapatkan sebuah pedoman yang membuat aku merasa aman dan terpandu dalam menjalani kehidupan. Masih hangat materi yang diberikan oleh Ustadz Abdul Somad terkait Teknologi untuk Indonesia, di sana beliau menyampaikan,


إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ 

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal." (QS. Ali Imran: 190)

 الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
"(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka." (QS. Ali Imran: 191)

(Disalin dari : http://www.bacaanmadani.com/2018/01/kandungan-al-quran-surat-ali-imran-ayat.html)

       Sederhana sekali penjelasan beliau. Bahwa esensi dari menjadi seorang yang berakal (ulul albab) adalah agar di setiap posisi kita adalah selalu mengingat Allah dan berpikir tentang penciptaan alam semesta. Lalu, indikator zahir(tampak) bahwa seseorang adalah ulul albab adalah saat ia mengatakan bahwa tidak ada yang diciptakan yang sia-sia. Lalu ia sadar bahwa Allah itu Maha Suci. Dan puncaknya adalah bahwa ia meminta perlindungan dari siksa neraka.

       Jadi, ketika ada pertanyaan, where are we going with science and technology, really? Maka jawabannya adalah, agar kita dihindarkan dari siksa neraka. Berarti tauhid akidahnya selamat, ibadahnya benar, akhlaknya mulia. Bahkan, salah satu cabang iman paling akhir adalah, menyingkirkan duri/gangguan/paku di jalan agar tidak ada orang lain yang terkena dampak buruknya.

Benar-benar pedoman yang menyejukkan :)

Alhamdulillah.. Ya muqollibal quluub tsabbit qolbi 'alaa diinik.

Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu.

إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal." (QS. Ali Imran: 190) الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ "(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka." (QS. Ali Imran: 191)

Disalin dari : http://www.bacaanmadani.com/2018/01/kandungan-al-quran-surat-ali-imran-ayat.html
Terima kasih sudah berkunjung.
Share: