Selamat datang di blog seorang pribadi pembelajar :) Namaku Hawari, namamu siapa?

Monday 29 December 2014

Jamaat

Dia adalah seorang teman ku. Ketika SMA, kami duduk berdekatan, dia di posisi paling pojok kanan kelas, aku tepat duduk di meja di depannya.
Terkadang, saat kami diminta berkelompok mengerjakan tugas, dia akan dengan sedikit ogah-ogahan rela pindah ke mejaku. Terutama saat kelas Fisika, hampir selalu, aku Randi, Ganwsib, dan Jamaat mendekat dan membahas soal-soal yang diberikan oleh guru Fisika kami yang cemerlang otaknya dan brilian cara mengajarnya(Ditambah lagi nama beliau mirip dengan nama suatu merek Bis yang murah dalam kota, tebak saja sendiri).
Biasanya percakapan akan semakin asik saat kami sedang bertiga, Randi, Jamaat, dan aku. Kami membahas mengenai Fisika secara mendalam. Kami bertanya mengapa itu terjadi,
"Oh tidak mungkin begitu, pasti begini, Ki(memanggilku)." seru Jamaat.
"Lho tapi lho yo ga ngono Jaa, masalahe lho ngene(menjelaskan lagi panjang lebar)" Randi ikut beradu mulut.

Sungguh masa-masa yang menyenangkan, :)
Kami berbicara soal metafisika, berbicara tentang mengapa beberapa hukum fisika itu ada.

Jamaat memang anak yang sangat antusias. Jika ia sedang penasaran ia akan mengejar jawabannya, entah sampai mana dia mengejar. Cukup jauh sampai dia merasa puas.

Ia juga tidak suka difoto. Suatu ketika, kami sedang mengikuti lomba. Dalam lomba ini kami lolos dari babak penyisihan, entah selanjutnya babak apa, sepertinya ke babak quarter-final. Masih ada sekitar 30 tim disana. Satu tim beranggotakan 2 orang dan saat itu aku berhasil membujuk Jamaat untuk mencoba mengikuti lomba. Saat itu aku membujuknya dengan iming-iming sertifikat, bila kita punya sertifikat, kemungkinan kita untuk diterima di undangan bisa lebih besar. Namun aku tidak tahu juga alasan sebenarnya dia mengikuti lomba apa, dia adalah seorang anak yang jarang mau memberitahukan alasannya melakukan sesuatu. Tapi aku yakin bahwa dia seorang yang pasti memiliki alasan untuk melakukan suatu hal. Off topic, balik lagi. Ketika kami lolos kami mendapatkan atribut-atribut tambahan, yaitu kaos, nametag baru, dan beberapa hal lain. Yang unik adalah kami diharuskan untuk berfoto dengan menggunakan name tag yang baru tersebut. Jamaat panik.
=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=
Ganswib pernah bercerita padaku kenapa Jamaat sampai benci difoto dan entahlah aku bisa komentar apa terhadap alasannya, tapi yang terbaik mungkin memang hanya menghormati keputusannya.
=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=
Ia bertanya padaku apakah memang harus difoto? Ya, kataku. Memang sudah hak panitia untuk menentukan peserta ingin diapakan pula, pikirku. Siapa tahu mereka memang butuh untuk melakukan hal itu. Jamaat pun semakin panik. Ia berkata bahwa aku jahat, "gak konco kon Ki.", dan hal-hal lainnya. Akan tetapi tetap saja, ia tidak bisa lari. Entah kenapa ia  tidak memilih untuk melobi panitianya saja, ia malah menyuruhku untuk melakukannya. Sudah jelas aku tidak mau. Yang tidak mau difoto dia, kenapa aku yang diminta untuk berbicara? Ini kenyataan yang memang harus dihadapi, tidak semua sesi berfoto bisa dilewatkan begitu saja. Face the reality that sometimes we have to take a picture of ourselves.
Jadilah Jamaat bersedia ikut difoto. Walaupun, matey, dia difoto sambil pakai jaket dengan hood maksimum, kepala menunduk kebawah. Ya, not bad. Seenggaknya Jamaat mencoba. Well done ~

Berikut sekilas cerita ku mengenai salah seorang teman ku yang unik, Jamaat. Happy wondering!

Share:

Sunday 28 December 2014

Susahnya bersyukur

Pusing ya?
This whole thing about my trust issues.
This whole thing about whether there's someone out there who's willing to listen to my disappointment, my miserable stories(wwkwk)
Hal-hal mengenai perasaan dimana aku ngerasa ga ada yang sebenarnya peduli.
Bahwa orang hidup cuman untuk hidup mereka

Aku tuh susah gitu buat bersyukur. Hiks :''(
Share:

Just so you know, sometimes, I choose not to care.
Share:

Pusing

Anyway, I just noticed that what I often posted here has a bad title, wkwkwk
Pusing lah, sedih lah, confused lah. wkwkwk
That's just my style.

Kali ini, pusing ku agak parah.(Sebenernya lbh tepat kalo dibilang bingung)
Quest ku buat liburan ini, salah satu yg terpenting adalah: A Quest to Understand Myself

Ada begitu banyak aspek dari diri ku yang aku masih cukup bingung.
Tapi salah satu hal yang paling utama itu adalah memahami posisiku saat aku sedang berhubungan dengan akhwat. Anykind of relationship. From just a stare to friend.
Sering aku masih kurang jelas gitu boundary ku. Well, don't ever touch me. Let's not meet too much.
Trus muncul sifatku bahwa aku ga boleh terlalu bergantung sama akhwat, atau jangan sampe ada akhwat yang terlalu bergantung sama aku. It confuses meeee!
Oke aku punya tujuan yang jelas.
Tapi beneran, talking with them are so much fun, making me doesn't wanna stop. That's also some of the reason I think it's dangerous. Aside from fitnah.
Dan lagi, oke dari segala sudut pandang kecowok an, adalah suatu hal yang teramat sangat totally normal untuk melihat seorang akhwat. To see a girl in the face. Bahwa saat aku nggak mencoba memendam rasa ketertarikanku dengan melihat hal-hal yang nggak sepantasnya, naluri itu akan ada. Sebuah naluri untuk mencari keindahan. Seorang wanita.
Dan itulah yang sampai sekarang aku masih belum paham. Is it not possible for me to live without thinking about girl so much? I mean, I don't think about girl that much, but I just can't ignore them whenever I meet them. How do I neutralize these?
Oh god I just realized that I don't have a life worth obsessing. A life that's much worthy than just thinking about any girl. I think that's the reason. I just don't get why I'm still alive.
Lately, I've been thinking too much about what I should do. I'm still confused, though, as for how can I shift that paradigm into a way to think about doing the real thing, not just a should.

Btw, shalat ku nggak khusyuk sejak aku balik ke surabaya, hiks :(
Astaghfirullah...
Abaikan dibawah nya, gaes. Oke fine aku ada utang, tapi blom kubayar gara2 belum ketemu bkn gara2 ga ada duit -__-

Share:

Tuesday 9 December 2014

Finding somethings else to love


Right now, I find myself trying to look for things to love again.
Back to Grand Chase again Haha :D
It was quite such sad story, how the game closes :'(
I can totally relate with KageRyu in his last game:
https://www.youtube.com/watch?v=rGycrv7C6b0&list=UUUKr3d9nT3Nqkryp1JFU9ng

He said that he won't be playing GC anymore, not even in the other region like NAGC. Whereas I, desperately looking for things to love, try this game once again. Where is my pride as a gamer?
I will delete the game, definitely.
I don't want to be played around by KOG again. Who knows when NAGC will be closed, too?
Nobody knows, but KOG sure is a disappointing developer. To just suddenly cut off it's branches in so many regions, including Indonesia.
Farewell KOG, farewell NAGC!
Here, a picture of some characters in Grand Chase.
 
Note: this was one of the most beautiful picture I met this week. Lass and Mari in dark Sirius gacha!


Share:

Friday 5 December 2014

Sebuah kisah cinta Utsman dan Naila

program perasaankusetelahkegagalanhariini;

 {program ini adalah program yang menceritakan tentang kegagalanku menahan nafsu itu hari ini dan apa yang mungkin adalah rasa yang membuat aku tertekan dan akhirnya lari kepada hal itu lagi. Ditambah dengan sebuah link eksternal sebuah cerita cinta yang menurut daku sendiri masih meragukan apakah hal seperti ini masih bisa terjadi, Aamiin. Diasumsikan bahwa bacaan ini murni pengekspresian diri ku sendiri tanpa mengabaikan perasaan orang yang mungkin terkait di dalamnya}

var

fout : text;
f:strings;

begin

assign(fout, "
http://www.dakwatuna.com/2010/12/27/9996/kebersadarjagaan-mencintai/#axzz3L0sLLPxA")

reset(fout);
writeln('Judulnya adalah:');

writeln('Kebersadarjagaan Mencintai');

 writeln(' diambil dari: http://www.dakwatuna.com/2010/12/27/9996/kebersadarjagaan-mencintai/#axzz3L0sLLPxA');



writeln('Aku adalah seorang manusia di masa remaja nya yang bingung akan masalah-masalah yang dihadapinya.');
writeln('Aku tak tahu siapa aku, yang kutahu bahwa memang tak mudah bagi pria remaja untuk tidak tertarik pada wanita remaja.');

writeln('Karena ke alpa an dan ke lemahan hati ku dalam menjaga emosi, aku biasa melepaskan kepenatan menahan rasa suka kepada wanita remaja dengan membaca hal-hal yang tidak seharusnya kubaca, apa yang dikatakan sebagai hal-hal senonoh.');
writeln('Usai melakukannya, memang benar bahwa aku akan langsung lupa akan perasaan yang kupendam sebelumnya terhadap wanita remaja yang mungkin tanpa aku sadari telah aku sukai. ');
writeln('Aku bahkan masih belum paham kenapa aku harus berhenti melakukannya, tapi aku tahu pasti bahwa itu benar-benar menghisap daya hidup, semangat juang, dan bara kehidupan di hati ku ini.');
writeln('Aku pernah berharap bahwa akan ada seseorang yang bersedia untuk memegang tanganku ini, menariknya agar tubuh yang rapuh ini bisa berlari dan mencari bara kehidupan itu lagi. ');
writeln('Namun, entah kenapa aku benar-benar merasa lelah. ');
writeln('Aku merasa sudah tak mampu melawan ini. ');
writeln('Biarlah bara kehidupan itu mati.'); 
writeln('Entahlah, memang kasihan nasib diri ku yang malang ini, sudah berkenalan dengan kejamnya rasa haus akan dipenuhinya pengharapan dan kebutuhan tak dibutuhkan ini.');
writeln('Karena memang pada kenyataannya itu lah yang kurasakan.');
writeln('Aku merasa bahwa aku sudah tak punya alasan lagi untuk tidak melihat hal-hal tersebut.');
writeln('Sungguh menyedihkan, memang.');
writeln('Rasanya air mata ini sudah tak sanggup menetes lagi.');
writeln('Bukan karena kantung air ini sudah habis, tapi karena hal yang sangat jauh berbeda.');
writeln('Karena memang bara ini sudah akan padam');
writeln('Sebuah bara yang membutuhkan segudang bahan bakar untuk bisa menyala lagi');
writeln('Kenapa semua ini terdengar begitu menyedihkan?');
writeln('Padahal pada kenyataannya aku adalah seorang anak yang berkecukupan secara material');
writeln('Mungkin memang itu sebabnya, bukan secara material..');
writeln('Sebabnya adalah sesuatu yang tak tampak, sebuah pengharapan yang tak kunjung terkabulkan');
writeln('Sebuah pengharapan akan munculnya seseorang yang akan menarik tangan yang terkulai lemas di samping badan');
writeln('Kuakui, post ini alay banget -__-"');

writeln('Thank you All :D, this sure made my day a li'l bit');

close(f);
end.
Share: