Selamat datang di blog seorang pribadi pembelajar :) Namaku Hawari, namamu siapa?

Thursday 19 December 2013

Luv The Rain

Standing in the rain makes me realize how cold life really is.
How I know that what I'm going through is real.
When I know I'm not in my comfort zone.
I'm pushing myself to feel the rain pour down through me.

It's such a great realization.
It's such a huge blow to me.
That life is cold. It has never been warm.
All the warmth served was just illusion.
Life is harsh, Haw. Life is rough.
And you've to got through all that!

Share:

4 comments:

  1. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  2. Ya memang begitu sih harusnya. Tetapi dulu memang saya masih cukup jauh dari Allah. Dan suka merasa dingin ketika tak ada orang yang peduli gitu.
    Tapi dari sudut pandang lain memang saya hanya merasa bahwa hidup yang saya rasakan sekarang ini masih jauh dari bagaimana hidup yang sebenarnya. Bahwa semua kenyamanan yang ada sekarang ini, semua itu kebetulan karena ada orang tua yang memberikan uang untuk hidup. Saya membayangkan hidup pada posisi seorang pemulung, pada posisi orang yang tidak memiliki apa-apa. Membayangkan hidup pada posisi seseorang yang dikhianati oleh teman-temannya. Saya membayangkan bahwa hidup saya itu terlalu menipu, semua tampak mudah.
    Begitulah..
    Iya, semoga istiqomah untuk ingat bahwa Allah selalu ada untuk menolong gimana pun kondisi kita..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Beberapa waktu lalu saya juga sempat memikirkan hal yang sama ketika saya sedang ke suatu mall bersama keluarga saya, saya merasa hidup seorang pelajar itu sangatlah ideal karena mereka belum merasakan kerasnya hidup, merasakan betapa sulitnya mencari sesuap nasi. Saya memperhatikan pegawai-pegawai yang bekerja di sana seperti penjaga kasir, SPG-SPG, dan cleaning service. Mereka yang bekerja di tempat perbelanjaan menurut saya agaklah ironi karena mereka tentu setiap harinya melihat orang-orang yang dapat membeli suatu barang dengan mudahnya tanpa pikir panjang. Sedangkan mereka, saya tidak tahu berapa besar gaji mereka, tapi menurut saya beberapa dari pembeli pasti pernah berbelanja seharga gaji mereka sebulan dan saya tidak bisa membayangkan apa yang mereka rasakan tiap hal itu terjadi. Pegawai wanita dari yang saya lihat juga diharuskan memakai suatu seragam yang menurut saya agak senonoh, bahkan pegawai wanita yang sudah agak tua sekalipun. Mereka diharuskan memakai seragam tersebut mau tidak mau demi bertahan hidup, demi anak-anak mereka. Mereka juga harus selalu melipat banyak pakaian berulang-ulang karena pembeli-pembeli haruslah melihat pakaian yang ingin dibelinya dengan detail, itu kalau pembeli-pembeli tersebut memang akan membeli, meskipun banyak juga yang hanya sekadar melihat-lihat pakaian tersebut lalu pergi termasuk saya..
      Tapi mereka sebagai pegawai harus selalu tersenyum kepada konsumen mau bagaimanapun keadaannya, mereka mengerjakan pekerjaan mereka tanpa mengeluh kepada konsumen, berusaha menikmati pekerjaannya dan berusaha ikhlas terhadap keadaan yang ada..
      Jadi menurut saya seberat apapun hidup haruslah kita jalani dengan keikhlasan dan berbaik sangka kepada-Nya supaya beratnya hidup itu tidak terlalu terasa. Selain itu juga menurut saya supaya hidup itu terasa lebih ringan kita bisa membaginya ke orang-orang terdekat kita, seenggaknya supaya beban itu gak menetap di pikiran kita yang kalau kelamaan bisa ga sehat dan efeknya bisa menyebar kemana-mana..
      Maafkan ocehan saya yang seperti tidak ada akhirnya ini, semoga kita bisa lebih menjalani hidup ini dengan lebih ikhlas..

      Delete
    2. Ya, begitulah saat kita dihilangkan dari tuntutan ekonomi semua tampak (hampir) mudah. Sehingga banyak kasus sang anak tak mampu bertahan setelah masa pendidikannya selesai karena memang dia tidak sadar selama masa pendidikan bahwa sebenarnya mencari uang itu tidak mudah.
      Entahlah, ketika saya diminta untuk melakukan kebaikan(mengikhlaskan hidup dan berbaik sangka pada Allah) saya cenderung khawatir saya kurang bisa konsisten. Dan seringnya memang saya 'jatuh' pada saat saya tidak konsisten tersebut.
      Aamiin. Terima kasih sarannya hehe

      Delete