Selamat datang di blog seorang pribadi pembelajar :) Namaku Hawari, namamu siapa?

Tuesday 30 August 2016

Dewa Kecantikan

Dewa?
Bukan Dewi?

       Sayang sekali, bukan. Bila kusebut dewi kecantikan, banyak sekali referensi ataupun opini yang akan muncul, seperti contohnya salah satu dewi kecantikan menurut Mitologi Norse yang kutau tentu adalah Freyja. *Ya, salah satu alasan kenapa aku suka pake kata Freya*. Maksud ku, dewi kecantikan itu sudah ada, jadi ga perlu dibahas lagi. Yang mau kubahas disini dewa kecantikan. Hubungan antara diriku dengan dewa kecantikan, lebih tepatnya.

       Asal kata dewa kecantikan adalah "mendewakan kecantikan". Sebuah tindakan yang dilakukan oleh sekian banyak manusia. Termasuk juga aku sendiri(mohon maaf). Masa laluku mau tidak mau membuatku menjadi salah satu orang yang meninggikan kecantikan di atas aspek2 lain kualitas seorang perempuan. Mungkin juga karena dulu aku nggak terlalu banyak berinteraksi dengan perempuan secara langsung, paling seringnya cuman via online games. Jadi, nggak banyak yang kuketahui tentang kualitas apa yang mungkin dimiliki oleh seorang perempuan, selain kecantikan.

       Aku mulai banyak berinteraksi dengan perempuan ketika memasuki masa SMA, mulai ikut kepanitiaan lah, acara-acara kelas. Terus, aku juga sempat berinteraksi cukup intens(lagi-lagi bukan secara fisik) dengan seorang perempuan yang kupilih yang dikemudian hari karena aku berpikir bahwa lebih baik aku ngga kaya gitu lagi, ketika aku merasa bahwa I need to man up and stand strong for myself, akhirnya kami berpisah. Lalu, berlanjut ketika di dunia perkuliahan, interaksiku dengan perempuan semakin sering, dan aku juga mulai makin sadar akan batasan-batasan yang harus kujaga. Aku belajar tentang berbagai karakter dan keunikan perempuan, terutama sejak aku mulai mengikuti kegiatan-kegiatan di salman. Dari yang suka menyemangati tapi sebetulnya perlu disemangati(?), terus ada yang nggak terlalu meyakinkan nyemangatinnya(tapi ya ga bisa kebanyakan nuntut juga sih), ada yang lain yang kalau lagi melankolis ya melankolis banget, terus yang kayaknya bener-bener terbuka kalau ngobrol, sampe yang bener-bener menjaga diri dan hati. Banyak pokonya.

       Terkait pemikiran dan kepribadian seorang perempuan, aku banyak belajar dari seorang blogger dari Lampung, di maibelopah.blogspot.com. Kepribadiannya yang tercermin dalam tulisannya yang santai, riang, sering menyelipkan pikiran-pikiran dalam tulisannya, dan tentu juga semangatnya untuk terus konsisten menulis membuatku rajin mengikuti update blog beliau. Bayangkan saja, beliau bisa update sampai 37 kali dalam sebulan. Ya macem macem mulai dari kutipan buku Tere Liye, resensi buku, cerita tentang cinta(wah ini menarik, haha), sampe lagu kesukaan ada semua. Menurutku, itu keren banget :) Point terpentingnya, aku belajar banyak tentang semangat untuk terus menulis dan kesukaan terhadap buku dari beliau.

       Aku yakin, masih banyak lagi kualitas-kualitas yang mungkin dimiliki oleh seorang perempuan, sebagai bekalnya untuk bisa menjadi seorang perempuan yang bermanfaat bagi sesama manusia, ataupun sebagai seorang ibu.

       Sebetulnya, aku hendak menceritakan kemirisanku tentang dunia tempat aku berada sekarang, di dunia ini, mulai dari non-extreme nya media iklan, sampai extreme nya media pornografi, semua tampak(dan memang) mengeksploitasi kecantikan perempuan. Bahkan, gue ga ngerti lagi untuk yang satu ini, cowok pun jadi cantik! Just go and look at all the korean guys, omg some of the guys whom I've known said that korean guys are beautiful. Aku ngga ngerti lagi -____-". Lalu, kamu tau apa yang telah kupelajari dari media-media yang ada di dunia ini?

Wanita ada untuk menarik pria.

Kecantikan ada untuk dieksploitasi.

       I mean, just go and see the social media where woman's beauty were valued regardless of who the person inside the photo is. We men(or maybe women too) don't even think about who you are or what you've been through or how you're feeling when you're being taken shot. As long as you're beautiful, that's the only thing that matters. If you're not, we'll just skip through and look for other beauties. Sorry to say it, but I can see that that is the sad truth in our community, in this age.

       Pesan saya untuk diri saya sendiri adalah bahwa saya perlu belajar untuk meninggalkan apa-apa yang bisa membuat saya kembali terdorong lagi untuk hanya melihat perempuan dari segi kecantikan, dan coba melihat apa yang sebetulnya ada di dalam otak dan hati seorang perempuan, or maybe what some other people call as inner beauty. I need to redefine my own definition and perspective on what I think is beautiful. Saya tahu bahwa saya butuh untuk merasakan, mengindera kecantikan, tapi saya akan berusaha untuk mentransformasi pandangan saya tentang kecantikan dari yang ada pada perempuan jadi lebih kepada mungkin apa yang orang bilang the beauties inside the little things in our life. Seperti hal nya pada foto yang ada di bawah nanti. Belajar bahwa kecantikan itu nggak cuman ada pada perempuan, dan perempuan bukan hanya dibekali dengan kecantikan fisik, setiap pribadinya memiliki keputusan untuk memilih apakah ingin menjadi pribadi yang lebih cantik atau tidak. Sampai sini, saya mau mohon do'anya agar saya bisa istiqomah dan ini nggak cuma sekadar omongan sampis belaka. Aamiin.

       Mungkin untuk teman-teman dan saudari perempuan saya, saya hanya bisa berdo'a semoga kalian terjaga dari dinodai oleh manusia-manusia hidup penyembah dewa kecantikan. Do'akan dan ajarkanlah teman-teman laki-laki kalian agar bisa melihat bahwa indahnya kecantikan tidaklah harus didapat dari indah fisik seorang wanita, bisa dari sumber-sumber kecantikan lain seperti alam, atau indahnya dunia science, atau bahkan yang lebih gila lagi, indahnya perjuangan. :)

Semoga bermanfaaat, terimakasih telah membaca.

Ini di kampus lho, di lantai 1 labtek 5, bisa sampe lumutan. Keren banget!

bunga deket kali di deket rumah. Baguus banget ~..~
Share:

Monday 22 August 2016

Cinta 3 Benua : Wanita yang Hebat

Sebuah kutipan dari buku Cinta 3 Benua, tentang konsep diri seorang wanita biasa yang hebat. Aku somehow ngerasa ini keren banget dan dibaca berulang-ulang juga ngga bosen :)

From : Layla
Subject : Wanita yang Hebat

       Apa kabar, Faiz? Aku berharap kamu dalam keadaan baik ketika surat ini sampai. Inilah tulisan seorang wanita biasa tentang hasratnya menjadi sosok yang lebih berarti.
       Dan "menjadi lebih berarti" itu adalah "menjadi sesuatu". Setidaknya itulah pikiran para wanita. Kedengarannya sangat hebat kan? Padahal ini sangat sederhana, hanya titik tolaknya memang hebat, yaitu realita bahwa setiap wanita dibekali insting keibuan yang kuat.
       Tentu kamu paham seluruh sifat yang disandang seorang ibu karena kamu sangat dekat dengan ibumu. Yang aku maksudkan adalah ketulusan pada tingkat yang paling tinggi.
       Ketulusan seorang ibu itu menuntunnya untuk punya harapan agar anak-anak yang dicintainya mendapatkan kehidupan yang lebih baik dari kehidupannya sendiri dan memperoleh pasangan hidup yang lebih hebat dari pasangan hidupnya sendiri.
       Tak ada ketulusan yang menandingi ketulusan seperti itu. Dan itulah cara menjadi lebih berarti. Cara "menjadi sesuatu".
       Begitulah dalam diri setiap wanita terpelihara sikap mulia. Begitulah menjadi lebih berarti. Begitulah "menjadi sesuatu".
       Jadi, sebenarnya kebutuhan seorang wanita amat sederhana, yaitu bagaimana membuatnya yakin bahwa dirinya telah "menjadi sesuatu". Ini mungkin hanya pengakuan atas sebuah eksistensi. Itulah mengapa "dicuekin" menjadi hukuman paling menyakitkan bagi wanita.
       Seorang pria yang bijaksana, apakah itu seorang ayah atau suami, sangat mengerti bahwa yang harus dia lakukan untuk menyenangkan hati seorang wanita adalah menghargai kehadirannya. Membuatnya merasa menjadi lebih berarti. Membuatnya merasa telah "menjadi sesuatu".
       Aku setuju dengan hampir semua yang kamu tulis di surat yang datangnya terlambat itu, namun yang paling mengesankan adalah kisahmu tentang Bunda Khadijah ra, istri Rasulullah saw.
       Setiap kali nama Khadijah disebutkan, yang pertama kali aku kenang adalah kisahnya ketika Nabi saw pulang dari Gua Hira saat wahyu pertama datang.
       Aku percaya, Khadijah bagaimanapun adalah seorang wanita yang punya perasaan yang halus, sisi hati yang rapuh, dan kekuatiran atas kekasihnya jika terjadi hal-hal yang tak diinginkan.
       Entah seperti apa kecamuk yang dirasakannya saat sang suami datang dengan wajah pucat, penuh kecemasan, bahkan sampai merasa jangan-jangan dirinya sakit dan apa yang barusan dialaminya tidak nyata. Peristiwa kedatangan Jibril bukan peristiwa biasa. Bukan pula hal yang sudah dibayangkan sebelumnya.
       Di tengah kecemasan dan kegundahan hati yang luar biasa itu, Nabi saw bercerita kepada sang istri. Sekali lagi, yang bagaimanapun adalah seorang wanita dengan segala kerapuhannya. Kecuali bahwa Khadijah ra cepat menyadari, ini adalah saat menyembunyikan kerapuhan, ini adalah saat tampil meyakinkan dan tenang. Inilah saat menjadi lebih berarti. Saat "menjadi sesuatu".
       Maka Khadijah ra tak mau ikut memperlihatkan kecemasan, kegalauan, dan kesusahan. Dia tak ingin menampakkan kesusahan serupa yang bisa memperparah kegundahan. Dengan sangat damai dia justru meyakinkan sang suami, "Tidak, Demi Allah, Tuhanmu tidak mungkin menimpakan keburukan kepadamu. Engkau adalah pribadi yang mulia, mengajak orang-orang untuk berkata-kata baik, memuliakan tamu, menghormati tetangga, ..." Dan seterusnya, Khadijah ra sebutkan segala hal yang secara sangat ampuh membuat sang suami merasa damai.
       Kisah ini sangat inspiratif bagi aku, Faiz. Dan akan aku jadikan acuan jika nanti berumah tangga. Aku harus meyakinkan suami aku nanti bahwa sepelik apa pun hari yang dilewatkannya, saat pulang ke rumah dia akan bertemu keteduhan yang menyejukkan.
       Cukup menjadi seorang istri yang seperti ini membuat aku lebih berarti. Membuat aku telah "menjadi sesuatu". Sebab begitulah menjadi wanita yang hebat di mata wanita biasa seperti aku.
       Semoga kamu akan mendapatkan istri seperti itu, walaupun tampaknya dia hanya wanita biasa seperti penulis surat ini...

                                                                                                                         Layla


Pernah denger surat hijau? Itu yang kalo misal sertifikat tanah kita itu gak asli
(biasanya sertifikat nya masih punya pemerintah) itu kita punya nya surat ijo. Ups oot.
Share:

Monday 15 August 2016

Bagaimana Mentoring Mampu Merubah Dunia.

Bagaimana mentoring mampu merubah dunia?

       Aku adalah seorang pribadi, bagian dari dunia, yang telah berubah karena mentoring. Aku telah mengikuti mentoring semenjak aku lulus SD. SD ku dulu merupakan sekolah Islam. Aku dan teman-teman ku adalah angkatan pertama, lulusan pertama, di sekolah kami. Jumlah laki-laki di kelas kami, tak lebih dari 10 orang. Wali kelas kami benar-benar memberikan perhatiannya kepada kami semua, guru-guru yang lain pun juga. Wali kelas kami ini kemudianlah, yang menginginkan untuk membuat wadah mentoring untuk kami yang masih kecil-kecil ini. Hampir tiap minggu beliau tak pernah absen untuk mengadakannya, kecuali jika ada udzur mendadak dan penting. Padahal, kami hanya anak-anak kecil. Kalau aku boleh bertanya, apa manfaat kami bagi beliau? Pertanyaan itu sepertinya harus kupertanyakan pada diriku sendiri bila aku merasa lelah menjadi mentor.

       Namun begitulah, mentoring kami bertahan hingga SMA. Hingga kami bertukar mentor yang lain. Dan sekarang, anggota kelas kami tersebar kemana-mana. Tiga anak termasuk aku ke institut di Bandung, ada juga yang memilih institut di Surabaya, ada yang memilih sekolah kedinasan perpajakan, ada juga yang memilih untuk memperdalam ilmunya ke pondokan, ada juga yang langsung bekerja, bahkan dia sudah menikah.

       Banyak yang wali kelasku ajarkan. Bahkan kalau aku boleh jujur, menurutku aku mungkin tidak akan bisa lolos ke ITB tanpa adanya kelompok mentoring ini. Di kelompok ini kami berbagi mimpi, ada beberapa yang bermimpi masuk STEI, ada yang memang mau masuk FTTM, begitulah, disana kami berbagi mimpi. Di sana kami bercerita tentang pemikiran-pemikiran kami yang masih kecil-kecil ini, ya terkait hal-hal sehari-hari, game PS, game GBA, dll. Lingkaran yang hampir tiap minggu merapat ini kurasa benar-benar membuatku selalu ingat akan pentingnya menimba ilmu Allah. Pentingnya memiliki teman-teman saling menjaga dari keburukan, bahkan sekecil mengucapkan kata-kata yang tak pantas sekalipun. Karena itulah yang kupercaya. Di zaman dimana kebaikan dan keburukan telah bercampur, saat batasan-batasannya telah menjadi kabur, banyak pemudi pemuda terjebak pada makna dari kata normal yang salah. Banyak yang mengira bahwa berkata-kata kotor itu normal, merokok itu normal, pacaran itu normal, bahkan sekadar melihat rambut perempuan pun, baik secara langsung ataupun lewat foto, ataupun lewat gambar animasi, itu normal. Kita hidup di dunia dimana kata normal bukan hanya telah menjadi standar ganda, tapi bahkan tiga, empat, atau lima maknanya. Alhamdulillah dari lingkaran itu aku bisa tetap mengerti mana kebaikan yang sebenarnya, yang tidak tercampur-campur.

Begitulah bagaimana mentoring mampu merubah dunia, duniaku.

       Dari pengalaman itu pulalah, aku percaya, bahwa mentoring tidak hanya mampu merubah duniaku. Tapi juga dunia adik-adik mente ku, dengan hasil yang mungkin sama sekali tidak bisa kusangka-sangka. Dimana aku hanya berusaha untuk menyediakan dunia dengan standar kebaikan yang tidak tercampur dengan keburukan, hanya menyediakan nasihat-nasihat tentang kehidupan yang jauh dari niat buruk, hanya mencoba mengingatkan pada Allah dan keberadaan-Nya. Semua itu dilakukan dengan ditambah satu bumbu utama, konsisten dan rutin. Agar kata normal tak menjadi rusak terlalu lama dalam diri kami masing-masing.
Share:

Monday 8 August 2016

Cinta dan Kerja

Manteman,

       Kali ini saya mau minta do'a lagi, ya, lagi lagi lagi. Ya begitulah, banyak hal di dunia ini yang berjalan tanpa kita ketahui di balik layar kehidupan kita. Dan saya yakin, tidak sedikit diantaranya terjadi karena do'a yang kita lantunkan, atau yang orang lain lantunkan untuk kita. Karena memang, do'a itu seperti bisa menjadi mantra alam bawah sadar yang, somehow, membuat hidup kita jadi terarah kesana. Bisa lewat keputusan-keputusan yang kita buat, atau bisa juga perasaan-perasaan kita yang muncul terkait suatu hal. Yah, intinya saya percaya dengan kekuatan do'a.

       Sebetulnya ini bermula dari tadi aku browsing ke pemudahijrah.com terus cek list rekaman-rekaman yang tersedia. Menurutku yang paling bagus, yang Hijrah, dan yang paling membahayakan mental state, yang Falling in Love Syariah, di sini link nya. Nah, yang kedua ini, yang tadi aku berhasil selesaikan paling akhir. Terus ya gitu, hmm gitu ya, hmm. Cemcem gitu lah pokonya. Kan ustadz Tengku Hanan Attaki orangnya suka cerita gitu kan tentang gimana asiknya 'pacaran' setelah nikah, ilustratif banget! Silahkan bayangkan perasaan Anda ketika mendengarnya nanti. Ada juga bagian dimana beliau cerita tentang temennya yang pacaran sewaktu SMA, yang laki-laki ketua OSIS, yang perempuan sekertarisnya. And they live happily ever after. *ya nggak lah, ada kerja kerasnya pasti* Beliau cerita kalau orang tua kedua anak ini sama-sama paham agama, makanya ngebolehin anak-anaknya nikah di umur segitu. Kalau tentang rezeki sudah ada yang atur, gitu menurut mereka. Nah, ini yang mau kubahas.

Kerja.
Udah cukup jelas. Punya penghasilan. Kerja dulu, baru nikah. Kalo aku nggak usah ditanya, InsyaAllah itu jawabannya. Teuing juga sih, siapa yang bakal nanyain ya --".

Sebelum saya membahas secara lebih mendalam, ada baiknya saya memohon maklum bahwa ilmu saya masih secukupnya belajar selama ini, harapannya isi pendapat saya tidak perlu dibanding-bandingkan dengan pendapat orang lain terkait topik ini. Jadi, ya ini hanya pandangan pribadi yang saya miliki dan saya yakini. Bila ada masukan/nasihat lillah maka saya insyaAllah akan cukup berterimakasih.

       Mengapa saya memilih untuk kerja terlebih dahulu? Padahal sudah jelas Allah menjanjikan bahwa rezeki itu ada di tangan Allah?
Pemahamanku sejauh ini baru seperti ini: Kondisinya, hingga saat ini aku sama sekali belum pernah mendapatkan pekerjaan tetap. Baru sekali mungkin proyekan. Terus jadi pengajar sekali. Terus megang jualan buku sekali, itupun kurang jos. Ya gitu. Terngiang kembali pertanyaan-pertanyaan itu di telingaku?

"Bojomu ape mbok kei panganan opo? Gedhang ta?" yang artinya,
"Istrimu mau kamu kasih makan apa? Daun?"
*Uhuk.
"Ya nggak, Pak. Ya maunya ya 4 sehat 5 sempurna, Tapi ya itu, duitnya,,"
*nggak dibales se, orang belum punya kerjaan.

Sekarang, mari kita coba pecahkan permasalahan ini dengan metoda Pak Rudy Habibie,

1) Faktanya, rezeki ada di tangan Allah.

2) Masalahnya, aku merasa masih sangat kurang dekat, bukan hanya dengan rezekinya, tapi bahkan dengan pintunya. Bayangkan kalau kita belum kerja. Rezeki, uang itu, akan datang dari mana? Yang bisa bikin nggak hanya saya yang bisa bertahan hidup, tapi juga istri saya, apalagi misal di Bandung, dengan biaya hidup semahal itu. Pintu rezeki itu yang bisa mencukupi ada dimana?
Solusinya,  ya ada di bekerja. Atau mungkin bisa bertahan beberapa saat dengan tabungan terlebih dahulu. Tapi ya itu, selanjutnya pintunya ada di pekerjaan. Jadi ya saya kira saya lebih memilih untuk mendekati dulu pintu rezeki itu, baru nanti bisa berharap semoga Allah akan mengalirkan rezeki ke kita. Sedangkan aku sendiri, baru berapa kali mencoba mendekat pada pintu-pintu rezeki itu? Baru sedikit.

3) Solusinya, perlu ada usaha-usaha nyata dari pribadi saya sendiri agar benar-benar rezeki itu bisa mengalir kepada saya. Kembali lagi, bila saya bahkan tidak dekat dengan pintu rezeki Allah selama ini, bagaimana mungkin saya bisa berharap bahwa rezeki saya akan tiba-tiba datang?
Akhir-akhir ini, muncul beberapa opsi. Menjadi tutor di BMK, dengan gaji yang lumayan. Lalu di KLC, gaji nya tergantung kepada berapa kali saya bisa istiqomah mengajar. Lalu ada tawaran lagi terkait penelitian dan pengembangan. Yang ini tampaknya menarik karena sejalan dengan apa yang sedang saya lakukan sekarang. Bisa juga bisnis/jasa, menarik juga untuk dicoba. Yaa apapun nanti hasilnya kerjaan saya, saya mohon do'a nya supaya saya bisa segera membuka salah satu pintu rezeki dari Allah, agar saya bisa menjadi satu langkah lebih mantap dan berani untuk menyongsong pernikahan.

       Kalau memang saya cinta kepada Allah, maka saya harus bisa menyiapkan diri untuk bershadaqah kepada sesama, untuk membantu saudara-saudara saya yang kekurangan.
Mohon do'anya, terimakaih.
Share: