Selamat datang di blog seorang pribadi pembelajar :) Namaku Hawari, namamu siapa?

Thursday 26 November 2015

Satu kotak

di dalam hati untuk kenangan-kenangan itu.
Ia masih tersimpan.

"... , and I just found out that she's special. But, it's just like that, she's a star, she's everyone's star. In my heart and mind, they, Freya and her, have a different place. Because to me, Freya is my star."

" ... Aku rela datang ke tempat les-lesan ketika udah nggak ada kelas les lagi karena sbmptn udah selesai, untuk sekadar menyelesaikan ukiran gypsum yang kubuat. Ukiran gypsum dengan pola yang sama persis seperti gambar di kertas yang dulu aku berikan kepadanya, langsung, tangan ke tangan.  Gambar yang memerlukan waktu 1 tahun sebelum aku mulai mengukirnya dan akhirnya memberikan hasil ukiran nya kepada Freya."

 " ... Dan aku senang karena akhirnya ukiran ku jadi, walaupun ada seperempat bagian yang retak karena waktu itu aku pernah menggunakan palu untuk mengukir. Dan sayangnya sekali ketok palu, gypsum nya langsung terbagi dua, wkwkkwkw."

" ... Dulu, aku benar-benar rela menghabiskan waktu ku untuk dia. Untuk sekadar melihat dia pulang."

Untuk mu,


masih tersimpan di dalam hati.
abaikan ini. Karena, ini hanyalah secuil usaha ku untuk benar-benar bisa hidup dengan kehidupanku yang sekarang, tanpa mu.
Sedikit gambar,

Black box pesawat: Tenang, hati ku ga menyimpan memori sebanyak dan sekuat black box kok, tapi, ya lumayanlah :)

Share:

Friday 20 November 2015

Maybe

Maybe, just maybe,
Everyone is meant to have a nightmare in their life.
A nightmare that keeps on following as a shadow.
A nightmare which is ready to prey on its owner,
whenever they feel weak.

Just as maybe, everyone is meant to fight that nightmare of theirs.
Just so people can rise and shine, they've got to find their own lullaby song in their life.
Just so people can part ways with the nightmare in their shadows.
Just to have a normal life.

But, just so you know? To me a normal life is abnormal.
Somebody help me! Nooooo
Poor hostage *kalo ada yang pernah maen virtua cop 2 pasti paham ini apaan. -- Ok, 2 baris terakhir oot

 Disini,

kebingungan
Share:

Friday 13 November 2015

Withdrawal Symptoms (2)

Entahlah, I feel sick of most of the things that I have to do for other people.
I just feel sick. Muak.

Apa mungkin memang karena aku terlalu sering sendiri dan ga mengurus orang lain jadinya aku merasa muak ketika aku tidak dipedulikan oleh orang lain?
Entahlah. 

Muak.
Serius.
 
Share:

Monday 9 November 2015

Jatuh cinta lah pada orang yang tepat, anakku.

Abi mu sudah merasakan, beberapa kali.
Jatuh cinta, atau dalam bahasa Abi, jatuh dinda.
Jatuh dinda berarti bahwa Abi mu men-dinda-kan seseorang,
menjadikan seseorang sebagai dinda bagi Abi.

Jatuh dinda masih lebih aman daripada jatuh cinta, anakku.
Karena untuk jatuh cinta, kamu bisa menemukan begitu banyak quotes,
lagu, semua yang mengenai cinta.
Tetapi untuk dinda, tidak anakku.
You'll rarely find any quotes about falling in crush. Everyone's just talking about love, not crush.
But I want you to know that having a crush doesn't mean that you love her.
It's different.

Bagi Abi, dinda bukanlah seseorang yang Abi cintai dengan sepenuh hati.
Dinda adalah seseorang yang Abi dambakan kehadirannya untuk ada di samping Abi.
Seseorang yang mampu menggantikan sekian banyak rasa.
Hanya dengan kehadirannya semata.

Menurut Abi, itu bukan cinta, anakku.
Cinta menuntut kerja, bukan hanya sekadar obsesi satu pihak saja, tetapi ada timbal-balik diantara keduanya.
Cinta menuntut komitmen dan keberanian.
Mencintai Allah dengan sepenuh hati, berarti terus berusaha untuk mendapatkan ridho-Nya, dan berani menyatakan bahwa kita mencintai-Nya, dan terus menjalankan syari'atnya.

Sedangkan dinda, apalah dinda.
Dinda hanyalah persinggahan semata, sesuatu yang fana.
Ia hanyalah pemberi warna dalam kehidupan, dengan latar belakang warna cinta untuk-Nya.
Dinda adalah sebuah fatamorgana yang indah.
Hiasan dari Allah untuk memperindah hidup kita.

Jadi, jatuh dinda lah pada orang yang tepat, anakku.
Jangan pernah jatuh cinta kepada selain-Nya melebihi cintamu kepada-Nya.
Jatuh dinda lah kepada mereka, itu tak apa-apa.
Karena cinta akan membutakanmu, sedangkan dinda tidak.

Jatuh dinda lah pada seseorang yang membuatmu semakin cinta kepada-Nya.
Jatuh dinda lah pada seseorang yang membuatmu menjadi menundukkan pandangan.
Jatuh dinda lah pada seseorang yang menjaga cintanya kepada-Nya.
Jatuh dinda lah pada seseorang yang menjaga diri nya dan diri mu, baik secara tampak atau tidak.

Berdo'alah agar kamu bisa jatuh dinda kepada orang yang tepat, anakku.
Abi akan turut mendo'akanmu, Aamiin.
Share:

Sunday 8 November 2015

Overcoming Loneliness .. Part 1



Kesepian – Awal dari Sebuah Romantika

                                                                                                 


Ketika kita sedang merasakan kesepian yang mendalam, apa yang mampu menenangkan kita – apa yang mungkin mampu menghilangkan perasaan tersebut? Sebenarnya, apa? Seringkali, rasanya seolah-olah tidak ada satu pun pelipur lara karena kesepian, yang ada adalah seolah-olah kita sedang berlari dari bayangan kita sendiri. Dari satu sisi, perumpamaan ini memang benar adanya. Tidak ada yang bisa lari dari masa-masa kesendirian. Kita selalu sendiri. Tetapi, ada cara untuk bisa keluar dari rasa kesepian.

Semua usaha kita untuk lari dari rasa kesepian sebenarnya secara mendasar bercacat/tidak tepat karena kita tidak mengerti sifat alamiah dari rasa kesepian itu sendiri. Ada sesuatu yang indah dalam kesepian Anda. Dan ketika Anda melihatnya, ketika Anda memahaminya, lalu belajar untuk bersenang-senang dan bersuka ria di dalamnya, itulah saat dimana ada sesuatu yang berubah di dalam diri Anda. Ketika rasa kesepian Anda menjadi rasa kesendirian – itulah kebebasan! Itulah saat dimana Anda benar-benar bisa mulai untuk mencintai.




Fragmentasi dan pencarian untuk keutuhan(diri)
-----------------------------------------------------------------------
*Fragmentasi : rasa seolah diri terpecah menjadi kepingan-kepingan yang lebih kecil.

Seperti yang pernah dikatakan oleh Osho – hal penting pertama adalah untuk mengakui kesendirian. Kesendirian adalah sesuatu yang alami pada diri kita; kita tidak akan pernah bisa untuk tidak sendiri. Kita lahir di dunia ini sendiri, dan kita meninggalkannya sendiri. Dan diantaranya pun, kita juga sendiri – tetapi kita dengan penuh kebingungan bersembunyi dari nya, lari dari nya, berpura-pura seolah-olah itu tidak benar.

Saya ingat pernah menganalisa sebuah lampiran test dalam sebuah kelas psikologi. Tes ini ditujukan untuk mengetahui seberapa merasa aman kah kita akan hubungan-hubungan kita. Salah satu pertanyaannya adalah, “Apakah kamu pernah merasa seolah-olah ingin untuk menjadi satu dengan orang lain secara keseluruhan?”

Ruang kelas pun langsung penuh dengan gelak tawa yang canggung dan ragu-ragu karena pertanyaan itu. “Betapa tak masuk akalnya!” komentar mereka. Tetapi aku diam saja. Sebuah kenangan masa lalu menghantamku, dan aku ingat aku merasakan kesepian begitu mendalam seperti itu, satu kali, dulu sekali. Atau mungkin rasa itu tidak pernah benar-benar meninggalkanku – rasa pengasingan yang sangat mendalam yang membuat satu-satunya jalan keluar darinya adalah dengan meleleh dan menjadi satu dengan orang lain.

Merasa begitu terpisah dari yang lain di tengah-tengah kerumunan orang yang makan siang, merasa sendiri ketika sedang duduk berdekatan dengan pacar; selalu melihat kehidupan hanya dari luarnya saja, seolah-olah kita tidak memiliki kendali akan hidup kita. Aku ingat saat itu aku melirik ke sekeliling pada murid-murid ku. Tampang pada wajah mereka – tampaknya banyak yang merasakan hal yang sama.

Rasa pengasingan ini adalah sebuah dilema universal dari eksistensi seorang manusia – tidak pernah merasa tentram, tidak pernah merasa sedang berada di ‘rumah’. Ini mendorong hampir semua yang kita lakukan. Rasa kesepian dan keterpisahan adalah sebuah bagian dari sifat intrinsik dan permanen dari ego kita.

Pada ajaran-ajaran non-duality, inti dari banyak agama dan filosofi, pesan yang disampaikan sederhana – kita adalah bagian dari sesuatu yang tak terhingga, selalu ada, kehidupan abadi Yang Esa. Kita semua terikat dan tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lain.
*non-duality : bahwa semua yang ada dalam hidup ini berasal dari satu sumber, satu kekuatan. Bahwa semua nya hanya berbeda secara wujud, tetapi pada dasarnya semua adalah satu hal yang sama. Innalillahi wa inna ilaihi roji'uun.(sebenarnya ajaran Buddha sih)

Ego, kalau begitu, adalah ilusi universal, rasa ke-“aku” an yang berlebihan, dan akar dari semua kesendirian kita. Karena ketika kita merasa bahwa kita adalah sebuah “aku”, saat itu lah kita menciptakan “bukan-aku”, yang lain, apapun itu. Kita menjadi terpecah, terpisah dari eksistensi yang lain. Kita menjadi sebuah titik di dunia ini, yang dilupakan oleh Tuhan.

Rasa keterpisahan ini, bagi beberapa orang – mungkin orang-orang yang tidak bisa tertawa saat tes di ruang kelas psikologi – terasa nyata. Rasa ini muncul sebagai sebuah perasaan yang mendalam dan konstan akan suatu ketidakutuhan, ketidakcukupan.

Bagi yang lain, mereka yang tertawa saat tes, perasaan ini tidak secara sadar terasa. Mereka kekurangan sesuatu, tetapi mereka tidak tahu apa itu. Dan akhirnya mereka mencari, dan mengejar, dan berjuang, tetapi pada saat yang bersamaan mereka tidak tahu dengan apa rasa kekurangan itu mereka coba isi. Lebih banyak kepemilikan, lebih banyak hubungan dan seks, lebih banyak kedudukan, lebih banyak kekuasaan, lebih banyak pamor, lebih banyak, lebih banyak dan lebih banyak. Hampir semua dari usaha mereka berakar dari dorongan untuk keutuhan diri. Tetapi itu semua sia-sia – kita membuang energi kita kedalam sebuah jurang tak berdasar. Kenyataan bahwa kita mencoba mengisi kekurangan itu sendirilah yang menyebabkan kita merasa kurang.
.. (to be continued)
------------------
Post ini adalah terjemahan dari post yang sebelumnya, 
http://lokiarawarisan.blogspot.co.id/2014/08/loneliness-beginning-of-romance.html
dengan harapan agar semua pembaca bisa lebih memahami maksud dari post tersebut. Sumber aslinya didapat dari urbanmonk.net, yang sayangnya sudah ditutup karena kontrak website tersebut tidak diperpanjang oleh Albert, sang pemilik website.
Share: