Selamat datang di blog seorang pribadi pembelajar :) Namaku Hawari, namamu siapa?

Tuesday, 5 December 2017

Review 2 Cinta dalam Ikhlas : Baper :(

Alhamdulillah,

Buku Cinta dalam Ikhlas karya Kang Abay berhasil kuselesaikan dengan 'sedikit' melupakan dunia sekitar dan tanggung jawab. Tapi untungnya gak terlalu urgent sih. Dari pagi sampe menjelang sore, habis deh.

Satu kata dulu : parah. Dua kata : off-side. Tiga kata : so sweet banget. Empat kata : Ini beneran kisah nyata?

Jadi namanya offside itu saat serangan dari tim lawan(biru) itu kelewat batas.
Dia nyerangnya sampe di depannya pasukan merah paling belakang, itu ga boleh.
       Dan berakhir pada sebuah kondisi dimana aku mulai meragukan ke-nonfiktif-an dari kisah yang diangkat di novel ini. Kayaknya emang beneran fiksi deh. Tapi, kalau fiksi, penulisnya itu cowok. Terus buku ini adalah buku pertama yang dia buat. I'd rather believe bahwa ini adalah kisah pribadi beliau yang diubah-ubah sedikit. Why? Karena di bagian awal juga disebutkan di bukunya bahwa ini teruntuk Teteh tercinta, dan dikisahkan bahwa Teteh dari Athar sang tokoh utama meninggal. Jadi, prosentase kemungkinannya cukup besar bahwa ini diangkat dari kisah nyata.

       Mungkin hanya segitu dulu aku mengangkat tentang ketidakpercayaanku akan isi dari buku ini. Harapannya kalian penasaran, kenapa sih buku ini segitu terasa unreal, tidak nyata?

1) Ara.
       Kelewatan. Tokoh Ara disini menurutku benar-benar tokoh yang terlewat baik, sabar, dan indah untuk dikisahkan. Bersabar dari SMA menanti sampai masa kuliah. Menjawab lamaran dari Athar dengan jawaban yang membuat siapapun (mungkin) cowok akan meleleh. Atau nggak ya. Gak tau deh. Pribadi yang supportive, shalehah, dan percaya sepenuh hatinya sama Athar.

2) Jalan Hidup Athar.
       Jalan hidupnya berlika-liku dengan cukup unik. Menurutku masih cukup realistis. Hanya mungkin memang di bagian akhir yang menjelang waktu-waktu terakhir melamar Ara ini yang agak mencurigakan. Apa ini setting-an? Tapi ya tetep salut sih sama pribadi yang berjuang dengan kerasnya, terus bisa tetap  sabar menjaga hati untuk satu orang. Ini juga yang kumaksud pada tulisanku di sini.

       "Saat mata seorang lelaki terpaku pada keindahan satu orang perempuan, biasanya itu bisa dikompensasi dengan keindahan perempuan lain. Bukan hal yang terlalu menyulitkan jika ia tidak melihatnya sekian lama. Tapi jika hati seorang lelaki terpaku pada hati seorang perempuan, the world changes. Berpisah dengannya bukan hanya berarti terpisahnya kedua hati, tetapi juga terpisahnya sang lelaki dengan dunianya."

       Buatku buku ini luar biasa. Tentang menjaga agar hati tetap ikhlas, entah apakah harus menyebutnya kosong. Menjaga agar hati ini tetap ada kekosongan yang bisa diisi oleh seseorang yang kita tak pernah tahu siapa yang akan mengisinya. Terus dan terus percaya bahwa keputusan terbaik bukan di tangan kita, tapi di tangan Yang Maha Kuasa.

       Terakhir, percaya bahwa rencana-Nya lah yang terbaik. Terus berusaha untuk menjadi pribadi terbaik. Maka Tuhan akan mempersatukan kita dengan kesempatan-kesempatan baik yang mungkin tidak akan pernah bisa datang setiap saat. Mendekat kepada-Nya (sulit :(( ) dan menjaga hati untuk-Nya terlebih dahulu.
Share:

0 komentar:

Post a Comment