Selamat datang di blog seorang pribadi pembelajar :) Namaku Hawari, namamu siapa?

Sunday, 26 November 2017

Review 1 Cinta dalam Ikhlas : Why I Love Love Stories


       Sekarang-sekarang ini lagi ada Islamic Book Fair di tempat yang dekat dengan kampusku. I spent lots of time wandering around, comparing between one place and another, trying to get the overall view of what the Book Fair has got to offer. Ternyata, ga terlalu banyak buku yang menarik dengan diskon menarik. Paling-paling yaa, bukunya menarik, diskonnya biasa aja. Atau, sebaliknya. But well, in the end aku ngambil tiga buah buku yang menurutku mungkin cukup worth it untuk kubaca di momen-momen menjelang ujian ini. Salah satunya, sebuah buku berjudul Cinta dalam Ikhlas karya Kang Abay. Mirip kaya pelesetan dari Kang Abik ya, tapi pasti beda sih.

Ada miripnya sama kisah siapa ya?
       Tokoh utama dalam buku ini adalah seorang cowok yang awalnya salah niat untuk hijrah, begitu mungkin istilahnya ya. Tapi, kemudian mendapatkan keindahan dan kenikmatan hijrah itu sendiri dalam prosesnya. Athar namanya. Well, di bagian awal, buku ini sarat dengan flashback dan mengingat ulang memori masa kecil. Saya rasa ini menarik, ini membuat pembaca merasa engaged 'terikut(?)' karena kisah yang diangkat memang apik. Cuman karena aku baru baca awal-awal jadi masih agak bingung saat disebutkan bahwa kehilangan itu membentuk kehidupan masa depan si tokoh utama, Athar.

       Yang menarik dari buku ini sebenarnya tentang konsep yang diangkat. Salah niat hijrah tapi malah jadi seriusan. Kenapa dia mau berubah? Karena cinta. Itu yang mau kukupas lebih dalam kali ini.

       Dunno, mungkin buat sebagian orang cowok suka baca novel romance itu agak aneh ya, yang tentang kisah-kisah cinta gitu. Well, kalo aku sendiri aku punya buku tentang self-development, self-understanding, soft-skill, tokoh-tokoh, dll. Cuman ya aku juga punya sekumpulan novel, ada yang tentang perjuangan ada juga yang tentang cinta. Cemcem karya Tere Liye, dan seperti yang mungkin kalian tau, novel Cinta 3 Benua.

       Intinya, aku suka kisah cinta. Terutama yang beneran ya, seperti kisah cinta dua orang ini :". Well, pada dasarnya, aku suka karena kisah cinta seringkali menunjukkan keberanian dan ketulusan. 

       Pertama, tentang keberanian : Cinta membuat seseorang berani untuk melakukan sesuatu yang selama ini tak ia lakukan dan mungkin tak terpikirkan untuk lakukan. Be it good, or bad. For us, hopefully it will give us good changes rather than bad ones. Saat ia membuat seseorang menjadi courageous, itu akan bermula dari sikap berani untuk vulnerable 'rapuh' di hadapan orang lain, di hadapan dia yang dicintai. Cinta memang seringkali membuat seseorang tampak lemah, tetapi justru di dalam kelemahannya itulah muncul kekuatan yang seringkali membuatku(dan mungkin orang lain juga) merasa iri dan ingin memiliki kekuatan tersebut. Seperti misal pada buku ini. Dari yang awalnya urakan, hobi nge-band, bisa jadi juara kelas, jadi anak rohis pula. Terkadang memang ajaib bagaimana cinta bisa mengubah seseorang.

       Lalu, tentang ketulusan : Cinta adalah sebuah sikap jujur yang sangat jarang ditemukan di tengah zaman yang begitu jahat dan sering terjadi tusuk-menusuk dan tikam-menikam, baik di depan maupun di belakang layar.  Keberadaannya membuatmu merasa tenang karena ternyata hidup ini tidak semuanya jahat. Meskipun hanya dalam sebuah narasi pendek, maupun panjang. Pasti pernah ngerasain kan? Misal waktu baca kisah kakek nenek yang masih bisa serasi dan saling mengasihi. Rasanya itu masyaAllah, hati jadi adem. Ternyata hidup ini masih menyisakan kebaikan-kebaikan yang tulus tanpa maksud di baliknya, buktinya mereka bisa bertahan saling mencintai sampai masa sepuh mereka.

       Semoga kita bisa diberikan cinta yang berani dan tulus itu utamanya kepada Dia Yang Maha Mengatur Kehidupan Kita, aamiin. Terakhir, mengutip seorang pejuang yang rela berubah dari sesuatu yang terkadang disebut orang sebagai tak mungkin,

"The fight continues every single day. Fighting for her, and our love, fighting for each other and our future family is what saved me. That's the kind of love, that I fight for."

"Perjuangan terus berlangsung setiap hari. Berjuang untuknya, dan cinta kami, berjuang untuk satu sama lain, dan untuk keluarga masa depan kami, itu yang menyelamatkanku. Jenis cinta seperti itulah yang aku perjuangkan."

Smiling when he said it :)

 - Matt, 28 y.o., now live in Maryland.

 source : https://www.youtube.com/watch?v=ylJhaQC0jko

P.S. : Semangat ujiaan!
Share:

0 komentar:

Post a Comment