Selamat datang di blog seorang pribadi pembelajar :) Namaku Hawari, namamu siapa?

Tuesday 21 November 2017

Aku Suka Perjalanan Jarak Jauh

Menurutmu mengapa ujung perjalanan sering kali tak terlihat?
Apakah karena keterbatasan penglihatan manusia?
Hidup sebagai perantau, aku sudah cukup sering menggunakan kereta api. Perjalanan ditempuh selama sekitar 13-14 jam. Perjalanan yang membuatku sadar akan satu lagu masa kecil yang benar-benar menggambarkan keberangkatan dan tujuan keretaku.

Naik kereta api, tut tut tut... .. Ke Bandung.. Surabaya..

Kadang aku juga naik pesawat. Termasuk sekarang. Dalam weekend ini aku dua kali melakukan penerbangan. Satu jam perjalanan.

Selama satu jam menunggu pesawat kemarin, sesuatu terlintas di benakku.

..

Rasanya, aku makin suka dengan perjalanan jarak jauh.

I don't know, aku bukan orang yang terlalu tertarik dengan traveling. Cuman, salah satu hal yang paling aku suka adalah bahwa perjalanan panjang itu begitu filosofis.

Mengapa filosofis?

1) Aku ingat aku pernah merasa bahwa hidup itu begitu mirip dengan perjalanan kereta api. Sampai saat ini pun begitu. Dalam perjalanan timeline 'lini masa' dari dunia ini, setiap orang punya titik keberangkatan saat ia dilahirkan, dan punya titik tujuan akhir dimana ia akan turun dari kereta perjalanan.

Sampai pada tataran konsep keberangkatan dan tujuan/kepulangan, kehidupan dan perjalanan masih memiliki kemiripan. Tapi, satu hal yang membedakan, nobody really knows about both things. The only thing known is that there are two existing points : departure and arrival point. We don't know when we're gonna arrive and how, and nobody knows from where, what background do we depart from?

Allah, Tuhan menciptakan kita semua dengan salah satu kesamaan dua titik tersebut.

Saat kita naik ke dalam kereta, kita akan bertemu dengan banyak orang. Tentu orang paling dekat physically adalah the person sitting next to us 'orang yang berada di sebelah kita'. Kita yang memutuskan apakah perjalanan itu akan sepi dari diskusi, atau akan menjadi sebuah perjalanan dimana kita akan bertukar pikiran dan membuka wawasan akan pelajaran kehidupan yang dimiliki oleh kita dan orang di sebelah kita. Dalam kehidupan, be it family, best friend, dunno. Sepanjang perjalanan, kita lah yang menentukan apa yang ingin kita lakukan dalam kehidupan, apakah akan berdiam diri dan hanya duduk saja menikmati pemandangan, atau melakukan sesuatu yang lebih berarti?

Hal lainnya adalah tentang kecepatan perjalanan. Terkadang kereta bisa begitu cepat sampai kita tidak menyadari bahwa kita sudah sampai pada titik pemberhentian selanjutnya. Kadang ia bisa begitu lama sampai kita terlupa bahwa kita semua pasti punya titik tujuan where we'll get off from the train. Terkadang saat kehidupan menjadi begitu cepat, kita tak bisa menikmati pemandangan sekeliling karena ia begitu cepat berlalu. Padahal, ya, apa lagi yang bisa kita nikmati dalam hidup jika bukan indahnya perjalanan yang sedang kita tempuh? Dunno.

2) Terkadang aku juga naik pesawat.
Pesawat terkadang membuatku merasa lebih dekat dengan kematian sedikit. Pikiran-pikiran seperti this might be your last flight 'ini boleh jadi penerbangan terakhirmu' bisa dengan mudah muncul.

Satu hal yang kusuka adalah saat ia, kesadaran itu, membuatku lebih banyak berpikir ulang tentang kehidupan. Introspeksi kesalahan, meminta ampun pada sang pemberi kehidupan. Well, special things that we'd do if we were about to die.

Tapi mungkin itu berpikir terlalu jauh? Dunno.

Itulah, buatku menunggu keberangkatan perjalanan jauh itu begitu nostalgik. Boleh jadi karena itu aku suka perjalanan jarak jauh.
Share:

0 komentar:

Post a Comment