Selamat datang di blog seorang pribadi pembelajar :) Namaku Hawari, namamu siapa?

Monday 8 August 2016

Cinta dan Kerja

Manteman,

       Kali ini saya mau minta do'a lagi, ya, lagi lagi lagi. Ya begitulah, banyak hal di dunia ini yang berjalan tanpa kita ketahui di balik layar kehidupan kita. Dan saya yakin, tidak sedikit diantaranya terjadi karena do'a yang kita lantunkan, atau yang orang lain lantunkan untuk kita. Karena memang, do'a itu seperti bisa menjadi mantra alam bawah sadar yang, somehow, membuat hidup kita jadi terarah kesana. Bisa lewat keputusan-keputusan yang kita buat, atau bisa juga perasaan-perasaan kita yang muncul terkait suatu hal. Yah, intinya saya percaya dengan kekuatan do'a.

       Sebetulnya ini bermula dari tadi aku browsing ke pemudahijrah.com terus cek list rekaman-rekaman yang tersedia. Menurutku yang paling bagus, yang Hijrah, dan yang paling membahayakan mental state, yang Falling in Love Syariah, di sini link nya. Nah, yang kedua ini, yang tadi aku berhasil selesaikan paling akhir. Terus ya gitu, hmm gitu ya, hmm. Cemcem gitu lah pokonya. Kan ustadz Tengku Hanan Attaki orangnya suka cerita gitu kan tentang gimana asiknya 'pacaran' setelah nikah, ilustratif banget! Silahkan bayangkan perasaan Anda ketika mendengarnya nanti. Ada juga bagian dimana beliau cerita tentang temennya yang pacaran sewaktu SMA, yang laki-laki ketua OSIS, yang perempuan sekertarisnya. And they live happily ever after. *ya nggak lah, ada kerja kerasnya pasti* Beliau cerita kalau orang tua kedua anak ini sama-sama paham agama, makanya ngebolehin anak-anaknya nikah di umur segitu. Kalau tentang rezeki sudah ada yang atur, gitu menurut mereka. Nah, ini yang mau kubahas.

Kerja.
Udah cukup jelas. Punya penghasilan. Kerja dulu, baru nikah. Kalo aku nggak usah ditanya, InsyaAllah itu jawabannya. Teuing juga sih, siapa yang bakal nanyain ya --".

Sebelum saya membahas secara lebih mendalam, ada baiknya saya memohon maklum bahwa ilmu saya masih secukupnya belajar selama ini, harapannya isi pendapat saya tidak perlu dibanding-bandingkan dengan pendapat orang lain terkait topik ini. Jadi, ya ini hanya pandangan pribadi yang saya miliki dan saya yakini. Bila ada masukan/nasihat lillah maka saya insyaAllah akan cukup berterimakasih.

       Mengapa saya memilih untuk kerja terlebih dahulu? Padahal sudah jelas Allah menjanjikan bahwa rezeki itu ada di tangan Allah?
Pemahamanku sejauh ini baru seperti ini: Kondisinya, hingga saat ini aku sama sekali belum pernah mendapatkan pekerjaan tetap. Baru sekali mungkin proyekan. Terus jadi pengajar sekali. Terus megang jualan buku sekali, itupun kurang jos. Ya gitu. Terngiang kembali pertanyaan-pertanyaan itu di telingaku?

"Bojomu ape mbok kei panganan opo? Gedhang ta?" yang artinya,
"Istrimu mau kamu kasih makan apa? Daun?"
*Uhuk.
"Ya nggak, Pak. Ya maunya ya 4 sehat 5 sempurna, Tapi ya itu, duitnya,,"
*nggak dibales se, orang belum punya kerjaan.

Sekarang, mari kita coba pecahkan permasalahan ini dengan metoda Pak Rudy Habibie,

1) Faktanya, rezeki ada di tangan Allah.

2) Masalahnya, aku merasa masih sangat kurang dekat, bukan hanya dengan rezekinya, tapi bahkan dengan pintunya. Bayangkan kalau kita belum kerja. Rezeki, uang itu, akan datang dari mana? Yang bisa bikin nggak hanya saya yang bisa bertahan hidup, tapi juga istri saya, apalagi misal di Bandung, dengan biaya hidup semahal itu. Pintu rezeki itu yang bisa mencukupi ada dimana?
Solusinya,  ya ada di bekerja. Atau mungkin bisa bertahan beberapa saat dengan tabungan terlebih dahulu. Tapi ya itu, selanjutnya pintunya ada di pekerjaan. Jadi ya saya kira saya lebih memilih untuk mendekati dulu pintu rezeki itu, baru nanti bisa berharap semoga Allah akan mengalirkan rezeki ke kita. Sedangkan aku sendiri, baru berapa kali mencoba mendekat pada pintu-pintu rezeki itu? Baru sedikit.

3) Solusinya, perlu ada usaha-usaha nyata dari pribadi saya sendiri agar benar-benar rezeki itu bisa mengalir kepada saya. Kembali lagi, bila saya bahkan tidak dekat dengan pintu rezeki Allah selama ini, bagaimana mungkin saya bisa berharap bahwa rezeki saya akan tiba-tiba datang?
Akhir-akhir ini, muncul beberapa opsi. Menjadi tutor di BMK, dengan gaji yang lumayan. Lalu di KLC, gaji nya tergantung kepada berapa kali saya bisa istiqomah mengajar. Lalu ada tawaran lagi terkait penelitian dan pengembangan. Yang ini tampaknya menarik karena sejalan dengan apa yang sedang saya lakukan sekarang. Bisa juga bisnis/jasa, menarik juga untuk dicoba. Yaa apapun nanti hasilnya kerjaan saya, saya mohon do'a nya supaya saya bisa segera membuka salah satu pintu rezeki dari Allah, agar saya bisa menjadi satu langkah lebih mantap dan berani untuk menyongsong pernikahan.

       Kalau memang saya cinta kepada Allah, maka saya harus bisa menyiapkan diri untuk bershadaqah kepada sesama, untuk membantu saudara-saudara saya yang kekurangan.
Mohon do'anya, terimakaih.
Share:

0 komentar:

Post a Comment