Selamat datang di blog seorang pribadi pembelajar :) Namaku Hawari, namamu siapa?

Sunday 14 February 2016

Overcoming Loneliness - Part 2

Hubungan Romantis - Alkohol Jenis Baru 

---------------------------------------------------------------------

       Hubungan romantis tampaknya adalah kamuflase paling umum untuk menutupi rasa fragmentasi. Ketika kita kesepian, adalah hal yang masuk akal bahwa kita butuh seseorang yang kita spesialkan! Masuk akal dan begitu dingin, seperti sebuah transaksi bisnis. Seorang pacar laki-laki/perempuan, sebuah kekasih, seseorang, siapapun! Kita telah merendahkan mereka hanya sebagai kamuflase belaka bagi kesedihan kita -- tidak ada bedanya dengan penyalahgunaan alkohol, suara keras dari televisi kita, atau menghabiskan waktu menelepon sampai benar-benar ada orang yang bisa ada di samping kita -- kayak kita punya waktu untuk dibuang-buang aja!
Hubungan seksual adalah suatu momen dimana kita bisa berada paling dekat dengan orang lain, pada level fisik, dan itulah alasan mengapa ia terasa begitu memuaskan. Dan ketika kita melihatnya dengan lebih tajam ke dalam hati kita, rasa fragmentasi muncul sebagai sebuah kebutuhan untuk dekat, menempel, untuk melebur dan menjadi satu dengan orang lain. Berapa orang yang sadar akan kekurangan itu? Seberapa umum kah perasaan mendasar pengasingan(alienation) manusiawi tersebut? Ya, cukup umum untuk bisa muncul pada sebuah tes psikologi yang sudah terstandarisasi.
       Dan akhirnya kita mencari 'seseorang' untuk menghilangkan perasaan itu. Ketika kita bersama dengan 'seseorang' tersebut, kita bisa melupakan pikiran-pikiran di alam benak kita tentang perasaan kejanggalan(disharmony). Tiba-tiba saja, keberadaan kita tampak seperti ada makna nya. "Aku tidak sendirian!" Kita berseru, saat kamu bercumbu, berpelukan, dan berciuman. "Aku dibutuhkan oleh orang lain, aku diinginkan! Aku cantik, aku diinginkan, aku berharga! Aku sudah tidak sendirian!"
       Dan ternyata, itu semua hanyalah penyamaran belaka hingga kapan pun. Bahkan, ketika kita bersama dengan orang yang kita cintai, kita masih tetap seperti kita yang sebenarnya - sendirian.
       Beberapa minggu yang lalu, Aku menonton sebuah film dokumenter tentang sebuah cabang kebudayaan - "Host" culture, pada sebuah distrik klub malam pada sebuah negara makmur. Film ini bercerita tentang pria muda tampan - dengan mengenakan pakaian yang menyolok mata, sangat terlatih pada merayu dan menggoda, dibayar untuk menunggui dan bersantai-santai di bar-bar spesial. Mereka menjadi "host" (semacam pelayan atau lelaki panggilan) bagi banyak wanita - seringkali yang muda, cantik, dan kaya - yang membayar perusahaan-perusahaan, untuk belaian dan cumbuan, dan untuk gombalan serta rayuan.
       Film ini terfokus pada "host" terbaik di kota - seorang lelaki menarik yang memiliki barnya sendiri. Hidupnya adalah mimpi setiap orang. Kejagoannya terkait urusan wanita telah membuat pria lain langsung berwajah pucat(minder, red.) ketika dibandingkan dengannya. Ia merebut wanita-wanita dari suami dan dari pacarnya. Wanita-wanita bertarung untuk mendapatkannya, terkadang secara fisik, terkadang dengan (berlomba-lomba, red.) memberinya uang, dan ia pulang dengan wanita yang berbeda setiap malamnya. Tampaknya ia adalah orang terakhir di bumi untuk merasa terasingkan dari orang lain.
       Menjelang akhir dari film dokumenter tersebut, aku ingat pada sang pewawancara bertanya padanya apakah semua yang ia lalui berarti baginya. Ia menundukkan kepalanya dan menarik napas panjang. "Pada beberapa tahun pertama semuanya sangat menyenangkan. Tetapi setelah beberapa lama... Aku tak tahu. Ini sudah tidak penting lagi. Aku adalah lelaki paling kesepian di dunia."


----
Ini adalah akhir dari lanjutan ke-2 ku tentang Overcoming Loneliness 'Mengatasi Kesepian'.
Post ini adalah lanjutan terjemahan dari post yang sebelumnya, 
http://lokiarawarisan.blogspot.co.id/2014/08/loneliness-beginning-of-romance.html
dengan harapan agar semua pembaca bisa lebih memahami maksud dari post tersebut. Sumber aslinya didapat dari urbanmonk.net, yang sayangnya sudah ditutup karena kontrak website tersebut tidak diperpanjang oleh Albert, sang pemilik website.
Semoga membantu :)
Share:

0 komentar:

Post a Comment