Selamat datang di blog seorang pribadi pembelajar :) Namaku Hawari, namamu siapa?

Monday 11 September 2017

Satu Nafas Panjang

       Kata-kata ini kutemukan dari seorang pemateri dalam sebuah acara di Depok. Aku harus berangkat dari Bandung ke Depok demi memenuhi semangat menggebu untuk mendapatkan materi Karya dari dua tokoh idolaku, Dalu Nuzlul Kirom dan Ricky Elson. Aku baru saja menjadi kepala divisi di organisasiku, divisi Karya. Wajar, semangat itu masih membara. Bandung-Depok, tak masalah. Seperti biasa, aku membuat catatan dari keseluruhan rangkaian acara hari itu. Di akhir aku juga bertemu dengan teman dari Surabaya. But, well, that’s not my point of this writing.

       Satu frasa yang sangat berkesan dari hari itu. Kata-kata ini diucapkan oleh Mas Dalu saat ia bercerita tentang bagaimana ia memulai gerakan yang ia buat, yakni Gerakan Melukis Harapan. Sebuah gerakan yang secara nyata telah memberikan harapan bagi siapapun yang mencarinya, bahwa sebuah daerah yang awalnya adalah prostitute and gives a very bad perception about it, berubah menjadi sebuah daerah produsen oleh-oleh, kampung wisata. Luar biasa :)

       Satu frasa itu adalah “Nafas Panjang”. Beliau menganalogikan apa yang beliau lakukan sebagai hal itu. Momen saat ia mengambil satu langkah besar perubahan dalam hidup, bukan sekadar hidupnya, tetapi juga hidup orang lain, adalah momen di saat beliau menghirup sebuah nafas panjang. Sebuah nafas yang akan sangat lama ia tarik dan sangat lama pula untuk ia hembuskan. Saat yang diawali dengan pengambilan bekal yang panjang dan penggunaan semua sumber daya yang juga tidak sebentar. 

       Menarik nafas panjang juga biasanya merupakan sebuah cara yang biasa digunakan untuk mencari ketenangan dalam hidup, seperti pada meditasi, atau olahraga. Satu per satu nafas panjang dihirup, dan dilepaskan. Hingga pada akhirnya ia mencapai satu titik konstan waktu nafas dan ketenangan yang tak tergoyahkan. Mungkin, ini pula yang kucari. Sebuah jawaban akan keresahan yang selalu terjadi pada diri saat melihat orang lain, lalu membuatku merefleksikan dengan diri sendiri.

       Pengalaman-pengalaman yang telah kudapatkan selama ini. Amanah dan jabatan tahunan, usaha mengikuti lomba, soft-skill yang diasah, kursus, bimbingan dari mentor dan orang-orang khusus. Semua nafas-nafas pendek itu akan menjadi sebuah bekal untuk satu nafas yang lebih bermakna pada hidup. Sebuah nafas yang ingin diambil untuk mencari ketenangan akan hidup.

       Mohon do’a nya. :)
Share:

0 komentar:

Post a Comment