Selamat datang di blog seorang pribadi pembelajar :) Namaku Hawari, namamu siapa?

Saturday 15 December 2018

Konsep Keluarga - part 2 : Hangat dan Menghangatkan

       Aku pertama memikirkan tentang konsep hubungan antar manusia secara cukup mendalam, kemudian memaparkannya, saat aku berada di kelas bimbel bahasa Inggris YPIA. Ini terjadi saat aku sedang berada di masa SMA, mungkin sekitar kelas 2. Di bimbelku ini, kami belajar bahasa Inggris Reguler. Di akhir trimester, kami akan mengikuti ujian untuk mengetahui siapa yang lanjut kelas dan siapa yang tinggal. Di dalam tesnya sendiri ada 4 aspek yang dinilai, pertama ujian biasa mulai dari grammar, writing, dan reading. Lalu, kami juga harus menyampaikan gagasan kami tentang sesuatu di pertemuan selanjutnya, atau seperti tes presentasi berbahasa Inggris. Aku ingat pada suatu waktu aku pernah memilih presentasi tentang konsep hubungan antarmanusia.
       Saat itu, kuingat sedang cukup trend family’ di Surabaya sedang cukup ramai. Semacam ikatan geng yang bisa antar-SMA. Di sana entah apa yang mereka lakukan, yang jelas ada juga pertengkaran antar family dan itu diurus berbarengan sebagai urusan family. Nah, saat itu aku mengangkat isu tentang hubungan antarmanusia ini. Di lain waktu, aku pernah mengangkat tentang perilaku produktif vs konsumtif, tentang pros and cons of game online, tentang kesepian vs kesendirian (loneliness vs aloneness), terus apa lagi ya lupa.

       Nah, balik ke tentang hubungan antar manusia. Seingetku ini murni renungan, ditambah sama cari di internet sedikit-sedikit perihal setiap kelas hubungan yang sudah kubuat. Kelas itu (seingetku yaa) adalah :
  1. Parent-child / orangtua-anak
  2. Family / keluarga
  3. Best friends / sahabat dekat
  4. Friends / teman
  5. Acquintances / kenalan jauh
  6. Colleagues / kolega atau rekan kerja
       Dari atas ke bawah, urutannya kudasarkan pada kedekatan. Tentang parent-child, aku pelajari ini dari seorang penceramah shalat Tarawih yang alhamdulillah kucatat ceramahnya di Tarawih terakhir Ramadhan. Beliau bilang bahwa hubungan orangtua-anak adalah hubungan paling murni, paling ikhlas, paling tanpa pamrih. Apa sih yang diharapkan oleh seorang orangtua terhadap anaknya? Dikirimin sama anaknya ketika sudah tua untuk menggantikan semua uang dan pemberian kepada anaknya saat anaknya masih belum bisa mandiri? Nggak. Pingin anaknya sukses? Kenapa harus sukses? Alasannya karena,

Pengen anaknya lebih baik dari kondisi orangtua. Seorang ibu cuman pengen ketika arisan bisa cerita ke teman-temannya dengan syukur dan bangga akan anaknya. 

Jeng-jeng, anakku sekarang sudah masuk kuliah di PTN favorit lhoo. Terus anak yang ini juga udah kerja, yang ini lagi akan berangkat haji. Alhamdulillah yaa…”
 -- (baca jeng-jeng nya pake e di kata ‘pake’ ya, bukan jeng-jeng yang kaya di suara ngejreng)

       Kata pak penceramah mah, orangtua itu ga berharap banyak, cuman pengen bisa bangga akan anaknya. Ga ada harapan lain. Yah, warbyasah.

       Terus, masuk ke definisi keluarga. Aku melihat dari kondisi family yang ada di sekitarku, kalau dugaanku orang tampaknya mendefinisikan sebuah keluarga sebagai tempat mendapatkan kehangatan. Sangat bisa jadi seorang remaja yang mengikuti family di luar family di rumahnya — keluarga yang sebenarnya — adalah karena dia mendapatkan apa yang tidak didapatkan di rumah, kehangatan. Rasa disayangi, dan rasa diperbolehkan menyayangi. Kenyamanan yang muncul karena tidak divonis karena kesalahan yang diperbuat. Sebuah penantian dan kerinduan terhadap kehadiran kita saat sedang tidak berada bersama mereka. Perhatian yang diberikan ketika sedang bercerita, dan ditimpali dengan cerita yang sama-sama rahasianya. Sebuah rasa aman, ketika menceritakan rahasia pastilah akan terjaga selamanya. Ketika sedang begitu terfokusnya akan kesedihan, ada untaian candaan untuk membantu meringankan. Serta juga rasa bahwa tidak akan dikeluarkan dari lingkaran karena satu atau dua hal lainnya. 

       Begitu hangat. Tanpa syarat. Saling mengharap. Saling menanti. Saling menguatkan. Saling memberi dan membutuhkan. Berbagi tanpa meminta lebih. 

       Ah, entah kenapa malah aku yang sekarang merasa bahwa aku sedang kurang hangat dan kurang bisa memberikan kehangatan. Allah, berikan kami petunjuk-Mu.
Share:

0 komentar:

Post a Comment