Selamat datang di blog seorang pribadi pembelajar :) Namaku Hawari, namamu siapa?

Thursday 18 May 2017

List Pra-Pernikahan

       Kerasa gak kerasa, sekarang ternyata aku udah tingkat tiga akhir ya. Udah makin sering interaksi sama kating tingkat 4 yang udah semangat 45 buat ngelanjutin hidup ke tahapan selanjutnya. Rasanya setiap dari mereka punya bahasan tersendiri kalau bicarain tentang satu topik ini, pernikahan. Macem-macem, ada yang cerita tentang cerita mereka udah pernah taaruf, dan beberapa yang cukup sering dibahas itu tentang 'list'. Biasanya cuman ngomong doang, ga pernah diliatin, tapi rata-rata pada cerita kalo punya list. Not to mention kemarin-kemarin materi dari Pak Agung waktu usroh ba'da Subuh di Salman juga mendorong supaya punya list. Terus 'dikejar' satu-satu yang ada di list itu.

.. Kenapa ya? Rasanya ada yang gak enak.

       Hal yang pertama mau kubahas pertama terkait konsep dinda vs cinta. Some of you might have read tulisanku, yang judulnya Jatuh Cintalah pada Orang yang Tepat, Anakku, di sana kuterangkan sedikit konsep tentang dinda vs cinta. Bahasa pasarannya crush vs love. Kenapa kupisahin? Karena aku ga suka merendahkan cinta yang menurutku sakral, dengan sesuatu yang berasal dari mata dan turun ke nafsu. Apa itu nafsu? Sebuah dorongan seolah-olah sesuatu itu harus banget untuk dilakukan, kata Ustadz Adi sih gitu.

       Aku pernah punya beberapa nama lawan jenis, ada beberapa, yang kurasa aku jatuh dinda sama mereka. Tapi ya hanya sampai situ, hanya jatuh dinda. Sebuah perasaan yang aku yakin seiring berjalannya waktu akan pudar. Karena aku tahu, kalau sekadar perempuan cantik, banyak :(. Sama halnya dengan aku yang nggak mau dilihat hanya sebagai sebuah eksistensi 'cowok ganteng'. Eh, gue nggak hanya tentang ganteng loh, gaes, teman-teman. Kalo toh aku ganteng ya Alhamdulillah. Tapi aku punya definisi kualitas diri yang jauh lebih tinggi dari ganteng. Bahkan seringkali ganteng berada out of place ketika aku sedang mengejar kualitas diri itu. Lalu, pelajaran lainnya.. Akhir-akhir ini aku makin sadar bahwa sebenarnya semua nama yang tertulis dulu itu penyebabnya satu, yakni kurang menjaga pandangan. Parah sih emang ._.

       Begitulah, aku baru sadar bahwa ternyata list-list yang panjang itu -- dan ini boleh jadi terjadi pada mayoritas temen-temen ikhwan di salman atau dimanapun -- muncul karena kami ga menjaga pandangan sama lawan jenis.
Gimana rasanya ya kalau ngeliat list temen sendiri? Pasti menarik, humm
       Sekarang, masuk ke bahasan kedua. Terus, gimana sih metode yang lebih 'shahih'? Well, kalo aku suka konsep 'politik cinta' nya Mas Dalu(Tim Pengubah Gang Dolly Surabaya). Pada suatu waktu, beliau mendengar bahwa ada seorang akhwat yang melakukan gerakan merubah kejelekan di daerah tempat sang akhwat tinggal. Tertarik dengan informasi ini, maka dengan segala intrik-intrik dengan link yang beliau punya, dirancanglah sebuah sistem gimana supaya Mas Dalu bisa ketemu dan 'jadi' dengan sang akhwat ini. Beneran, jadi.

Keren ya? Lucu sih.

       Well, kerennya adalah parameter pertama beliau bukan tentang cantik atau fisik, tapi tentang jalan. Tentang Mas Dalu yang tanpa perlu bertemu ataupun melihat, hanya dengan tahu dari apa yang dilakukan oleh sang akhwat langsung tahu bahwa mereka memiliki visi dan kegelisahan yang mirip. Tentang kejelekan lokal dan keinginan untuk mengubahnya sesuai kemampuan masing-masing. Dua insan yang awalnya jauh, tetapi dipertemukan lewat kesamaan jalan yang mereka tempuh. Bagiku ini keren :')

       Temen-temen liat kan kerennya dimana? Beda kelas banget kan ya sama kisah-kisah 'list' yang dibuat sama kami-kami ikhwan yang sebutlah masih cupu. Karya, produk, jejak belum ada sudah kepikiran yang aneh-aneh. Dengan dasar itu, saya sendiri mulai merumuskan sebuah list baru. Sekarang list saya sudah tidak berisikan nama lawan jenis lagi. Yang ada nama orang-orang keren yang harus kukejar. Yang ada list perubahan-perubahan kecil yang harus kubuat pada diri sendiri agar siap untuk membuat perubahan yang lebih besar. Yang ada list siapa partner kerja yang mungkin bisa kuajak untuk membuat sebuah perubahan menjadi nyata. Yang ada list alasan yang kuat mengapa aku, ya, aku, harus melakukan sebuah perubahan. Minimal dari diri sendiri lah!

       Maka, saya mengajak teman-teman untuk turut berjuang. Tidak hanya fokus pada 'list' model lama, tapi juga pada list yang baru. Most likely, Indonesia berubah bukan karena 'list' nama calon, tapi list rencana proyek perubahan kebaikan yang kita buat, apalagi yang kita eksekusi.

So, the moral value is,
Keep Moving and Changing, brother!
Heal the World, Make a Better Place! *Credits to M.J.


#RamadhanTransformasiPerubahan
linksumbergambar : here
Share:

0 komentar:

Post a Comment