Selamat datang di blog seorang pribadi pembelajar :) Namaku Hawari, namamu siapa?

Sunday, 2 April 2017

Lelaki dan Ketergantungan

       Lelaki memiliki sifat dasar maskulin. Maskulin ini tampak dari beberapa hal, dengan salah satu traits atau contoh yang paling dominan adalah sense of purpose 'rasa kebertujuan/memiliki tujuan'. Ini pula salah satu hal yang membuat iklan-iklan rokok secara umum bukannya menunjukkan kampanye/iklan tentang seseorang yang merokok, tetapi justru malah menampilkan iklan-iklan terkait definisi cowok macho, cowok keren. Hal yang ingin dilakukan, dari perspektif saya yang sudah belajar sedikit tentang konsep maskulin(dominan pada laki-laki) dan feminin(dominan pada perempuan), adalah bahwa mereka ingin menarik perhatian para laki-laki di Indonesia, remaja maupun dewasa, agar menjadi seorang laki-laki yang sebenarnya. Begitu pula metode iklan antar remaja via word of mouth(ngiklan pake lisan) agar pada ngerokok, "Ah, lo kalo ga ngerokok ga laki!"

       Cowok keren, makin lama definisi nya makin terbentuk seiring dengan makin beragamnya iklan rokok. Mulai dari banyak main cewek, main ke club, naik gunung salju, gliding, naik motor ngejar deadline sampe motornya harus ngelompatin kereta yang lagi jalan, dll. Semua keliatan keren. Semuanya, adalah tentang bagaimana seorang laki-laki itu go outside to the world, do something, and he's sure about what he's doing, even if it's risky. Itulah maksudnya memiliki sense of purpose. Bahwa dia menjalani hidup bukan dengan ragu-ragu dan bercanda, tetapi ada tujuan di balik semua perbuatannya. Sayangnya, paralel dengan itu semua, pesan di balik iklan rokok itu adalah, mereka juga merokok.

       Itulah, melihat dari dua contoh tadi saja rasanya aku langsung teringat akan pembagian ranah dalam menjalani kehidupan. Ini kuformulasikan saat aku sedang SMA, dan seingatku kugunakan sebagai bahan untuk melakukan presentasi dalam sebuah kelas percakapan Bahasa Inggris. Pembagian ini terbagi menjadi passion versus addiction. Semangat, mimpi, cita-cita, versus ketergantungan, keterbutuhan. Bahwa saat seorang laki-laki menjalani hidup, ada 2 hal yang mendasarinya, passion or addiction. Seperti pada kisah di iklan rokok, antara mendaki gunung, ingin mengejar pencapaian, ingin membuktikan kemampuan diri, ingin mengasah skill survival 'daya tahan', atau merokok, membuang-buang waktu di depan rumah dengan melamun, yaa ga ngapa-ngapain lah, sekadar ngerokok aja. Dua sisi yang seolah dibuat saling melengkapi.

       Dulu, aku juga punya kisah ketergantungan yang aneh, atau mungkin, keterikatan hati dan mental akan sesuatu ya. Once, I ever tried to get close to a girl. Not physically, it's just that I want to know, understand more about someone else. Since I was individualistic at that time. I want to learn to get closer to the people around me. At that time, I chose her. Mungkin kalian ga ngerti ya, gimana anehnya rasa ketika ada ringtone khusus untuk nomernya berbunyi di HP Flexi hijau murah, seneng-seneng gimanaa gitu. Sampai-sampai, nomor kedua yang kuingat setelah nomerku adalah nomer dia. Entah, aku bisa terikat dan tergantung bahkan hanya pada sekumpulan nomor tak bermakna jika hanya dilihat dari urutan nomornya saja.

       Begitulah, memang pada dasarnya kami cowok-cowok ini memiliki sifat dasar untuk mencari dan memiliki tujuan. Boleh jadi itu pulalah yang membuat orang-orang menganggap kami keren, cowok banget, atau apa. Karena saat kami ditanya, "rencana ke depanmu apa?". Jawaban kami langsung cas-cis-cus, tanpa keraguan sedikitpun. Bukan sekadar berujar saja, tapi juga tampak bahwa kami memang bekerja keras ingin mencapai tujuan tersebut. Akan tetapi, disinilah letak ironinya. Saat kami tidak sedang memiliki cita-cita dan tujuan, saat kami hanya mengikuti arus kehidupan apa adanya, apa yang menghidupi dan memuaskan naluri kelaki-lakian kami? Addiction 'ketergantungan'. Be it cigarette, games, mangas, anime, even stalking activities, alcohol, narcotics, women, or anything worse. 

       Begitulah cara kami memenuhi rasa kepantasan kami sebagai seorang laki-laki. Di tengah-tengah kehidupan yang menawarkan begitu banyak pleasure 'kesenangan' yang menjebak, tak mudah menjadi laki-laki yang tetap bisa sehat dan tidak jatuh kepada ketergantungan. Bagaimana di saat-saat dengan tekanan tinggi itu, kami memiliki dua pilihan: 1) menyadari bahwa ini semua adalah sebuah jalan untuk mencapai tujuan kami, atau 2) memilih jalan kedua dan jatuh pada ketergantungan kami.

This is how different we are when we're normal and addicted
       Disini, aku hanya ingin bercerita, dan tak lupa, meminta do'a. Karena kami hanya manusia biasa. Bukan sekadar minta untuk dimaklumi, dipahami, tapi ini juga sebuah ajakan untuk membuat dunia menjadi lebih baik dengan .. apa ya? Entah, mungkin jika Anda memiliki saran, bisa turut bercerita :)

Terimakasih.
Share:

0 komentar:

Post a Comment