Selamat datang di blog seorang pribadi pembelajar :) Namaku Hawari, namamu siapa?

Monday 17 October 2016

Pernahkah Kalian Sedih?

Pernahkah kalian merasa sedih saat melihat seorang ibu-ibu dengan pakaian kumal dan lusuh duduk dan makan di atas tumpukan sampah. Makanan yang mungkin merupakan hasil temuannya di tempat sampah tersebut?
Pernahkah kalian merasa sedih, melihat seorang kakek tua, masih harus menarik gerobak sampah, memunguti sampah di tiap tempat sampah?
Pernahkah kalian merasa sedih, melihat seorang loper koran, seorang bapak-bapak pada umur paruh bayanya?
Pernahkah kalian merasa sedih melihat seorang anak kecil menjual tissu, dan ketika Anda coba bertanya harganya dan Anda tidak jadi membelinya, ia tampak memancarkan aura ketidaksenangan yang sangat? Seolah-olah kita telah memberikan harapan palsu?
Pernahkah kalian merasa sedih melihat orang-orang miskin berebut pembagian porsi beras dan makan?

Sedangkan kita?

Makan masih minimal 2x sehari. Bahkan, masih bisa jajan. Sepulang dari kuliah, tidak perlu setiap hari pulang dengan badan terasa remuk, kaki terasa tak mampu berdiri lagi, tak ada anak istri yang menunggu di rumah untuk kita beri nafkah.

Mungkin aku jadi tampak seperti seorang yang menuntut keadilan. Orang yang tak bisa melihat ketidaksamarataan ini terjadi dan membiarkannya begitu saja.

Tapi memang yang membuatku sedih sebenarnya tak lain adalah tak banyak hal yang bisa kulakukan :(. Even if I said that I want to help them, but how? How can I possibly be of any help to them? Jujur, akhir-akhir ini aku agak jarang ngeluarin duit selain untuk kebutuhanku sendiri. Aku lupa. Aku lupa bahwa di bawah kolong jembatan sana ada orang yang tertidur sambil kedinginan, pertanyaan untuknya sudah bukan tentang takut masuk angin atau ngga, pertanyaannya: besok makan apa? Masih harus berjuang untuk bertahan hidup nggak?

Aku ingat dulu aku sering iri pada mereka-mereka yang sudah bekerja dengan keras. Mereka yang kusebutkan di awal tulisan. Merekalah orang-orang yang memiliki tujuan, yakni survival bagi diri sendiri, dan bahkan, keluarga. Sedangkan aku, pada posisi dimana semua serba ada. Apa yang harus kuperjuangkan? Their survival? Atau malah ego dan rasa cinta ku terhadap diri sendiri?

Apa ??

Tuhan, tolong ingatkan aku untuk mau bekerja keras dan tidak sekadar menghabis-habiskan waktu untuk hal-hal yang sia-sia yang selama aku menjalani kehidupanku ini. Aamiin. Tolong ingatkan aku untuk memiliki mimpi yang besar dan tidak menghentikan langkah hanya karena permasalahan receh dan tak penting yang tidak akan membantuku dalam menjawab pertanyaan di alam sana, saat aku diberi pertanyaan :

Apa yang sudah kamu perbuat di dunia?

Ya Allah.
Share:

0 komentar:

Post a Comment