Keterbukaan informasi untuk pengetahuan di hari
ini bisa dibilang sudah sangatlah baik, terkadang
malah kelewat baik. Dengan akses internet, misal
lewat MbahGoogle, ataupun dengan cara yang
lain, pengetahuan yang ingin kita ketahui seolah
hanya berjarak beberapa ketikan jari saja.
Sekarang ini, saya sedang sedikit tergugah untuk
berpikir lebih dalam. Apakah itu hal yang baik?
That women over there just now, dia sedang mengutak-atik smartphone nya,
entah sedang bermedsos ria, atau sedang berseluncur(surfing) di internet
mencari apa yang menarik baginya. Anak kecil yang dulu, yang kulihat
sedang duduk di pinggir jalan sambil bermain dengan menggunakan tab
yang ia miliki, entah apa yang sedang dilakukannya. Yang jelas ia tampak
percaya diri dan memilih untuk pergi meninggalkan kumpulan teman SD
nya yang lain. Ada lagi, temanku yang memiliki pemikiran yang menurutku
'unik'. Sepenglihatanku, ia adalah orang yang sangat rutin mengecek tab
nya. Dulu, seingatku dia sangat suka membaca berita. Tapi sayangnya aku
juga tidak tahu apa yang ia suka untuk baca. But, he has grown to become
so different, it seems to me that he likes to give satire comments to people,
giving pressure to people with his comment. Menurut tebakanku, hal ini
ada korelasinya dengan kebiasaannya untuk exploring the internet. Things
like 9gag, atau mungkin karikatur-karikatur sindiran, atau entah.
Keterbukaan informasi mampu membuat seseorang untuk mencari lebih
dalam sesuatu yang menurutnya sangat menarik tanpa menyadari --dan
tanpa disadarkan-- apakah yang ia cari itu sesuatu yang baik, atau sesuatu
yang buruk.
Itulah, internet memberikan informasi yang sebagian besar
bisa didapat tanpa filter. Saat kita menelusuri internet untuk
mendalami suatu hal, yang ada hanyalah hal-hal yang kita
cari saja. Sulit untuk mendapatkan fasilitas mengenai
apakah hal tersebut adalah hal yang baik atau buruk.
Informasi dipaparkan seolah-olah everything is true.
Because it is on the internet, it is normal. Bahwa
kepemilikan akan pengetahuan mengenai suatu hal yang di
internet itu tidaklah berdosa, bahasa lainnya, "It was on the
internet! Am I wrong to have read it?"
Apa ya, my point is, internet makes it normal to
open things that's abnormal. Kita akan
menyanggah, enggak kok ini ada di internet, dan
saat aku menemukannya ga ada apapun dan
siapapun yang mengatakan bahwa ini adalah hal
yang salah. Berarti ini hal yang normal kan
untuk diketahui?
Just like him back then, it was the internet who introduced him to the things that he didn't
even realize will make his life abnormal. Things that he thought was normal, since his
friends were all doing the same thing, opening the same sites. He had no vision, he never
expected -- as he was never warned by anyone --, that the things that he opened that day,
would make him suffer so much. That it'd make him question, "If a life like this is
abnormal, then what kind of life is normal? Define it to me, what is normal?"
Itulah, sometimes, some things are not meant for us to open yet. An early
exposure to the things that we don't have any perspective on it yet, will
often make us tremble. It asks us to stand on a perspective about that
things. And sometimes, when we don't have any previous perspective, like
parental guidance, or religion, anything, we just considered it to be
normal if it doesn't harm us at the time we know it. By normal, I mean,
we don't judge it as a bad thing, but we also can't define it as a good
thing, we just take that knowledge with a zero perspective. It isn't a good
thing, but it also isn't a bad thing.
Disitulah biasanya banyak orang terjebak.
Because you know, sometimes what we need is just an initial perspective on anything. It's hard to stay at the middle. We have to try to take a leap of faith and judge it right away so that we know what to do about it.
Makanya, belajar agama dong -___-"
0 komentar:
Post a Comment