Selamat datang di blog seorang pribadi pembelajar :) Namaku Hawari, namamu siapa?

Saturday 6 June 2015

Keberanian yang Ditampakkan

6 Juni 2015

       Kemarin, (untungnya) saya menonton para pemain Badminton Indonesia berlaga dalam BCA Indonesia Open, numpang sih, di kantin Salman. Ketika saya datang, perwakilan tunggal putri Indonesia sedang bermain melawan tunggal putri Thailand. Pukulan-pukulan keras dari pemain Indonesia dilancarkan dengan baik, tetapi sayang lawan sudah bisa mengatasi permainan-permainan seperti itu, Sedangkan pemain Indonesia sendiri kewalahan dengan cara bermain pemain Thailand yang memberikan bola yang sering berganti-ganti arah ke kiri dan ke kanan, not to mention that the ball that she sent often goes downward(menukik). Akhirnya game berakhir 2 set dengan skor yang cukup miris, 21-7, 21-6. Sebuah hasil yang menurut saya jelas menunjukkan perbedaan kelas dari kedua pemain yang berhadapan.

       After the game's over, saya langsung lanjut menonton permainan M. Ahsan/Hendra Setiawan melawan perwakilan ganda putra dari Jepang, Permainan yang fantastis, menurut saya. Pace yang cepat dan smash menukik yang terkadang sulit untuk dikembalikan oleh pasangan Jepang membuat saya merasa wuu, wiii, kereen. Yaa, kira-kira begitu lah. Saat permainan baru berlangsung sekitar 25 menit, tiba-tiba terdengar suara pengeras suara dari Masjid Salman mengingatkan bahwa waktu Shalat Maghrib tinggal 10 menit lagi. Saya sedikit sedih karena tidak bisa melihat kelanjutan permainan badai mereka. Yah, walaupun terkadang mereka masih suka melakukan kesalahan-kesalahan trivial(sepele) tetapi berdampak pada perolehan poin lawan seperti smash yang terlalu menukik, bahkan sekadar service yang tidak sampai lewat net. Ironis memang. Tetapi sepertinya memang sebuah kesalahan yang sudah melekat pada profesional akan sangat sulit untuk dihilangkan. Seperti kata pepatah, "Belajar di masa mudah itu seperti menulis di atas air, sedangkan belajar di masa tua itu seperti menulis di atas batu". Sebuah kesalahan yang sudah dibawa oleh seseorang yang sudah profesional akan sangatlah susah untuk diubah, seperti 'menulis di atas batu'. Akhirnya, ketika adzan berkumandang, saya meninggalkan pertandingan ganda putra tersebut ketika game pertama sudah akan berakhir.

       Usai menonton pertandingan yang sangat menyenangkan itu, saya berjalan santai keluar dari kantin menuju ke ruang utama Salman. Baru saja saya selesai melepas sandal, tiba-tiba ada suara dari belakang, "Kak, Kak". Saya pun menoleh,
Share:

0 komentar:

Post a Comment