Selamat datang di blog seorang pribadi pembelajar :) Namaku Hawari, namamu siapa?

Monday 6 April 2015

Bandung dan Sampah

Lately I've been thinking about what Bandung people have been doing recently(actually, it has been done for a long time now).
Lots of them like to throw away trashes everywhere they like. This is what I heard from a friend of a stall vendor near the house where I live when I brought up this topic,
"Mereka ngakunya orang Bandung, tapi ketika diajak bersih-bersih lingkungan, yang ikut itu malah orang-orang pendatang kayak penjual-penjual di jalan ini. Yang kerja bersih-bersih malah penjual, orang Bandungnya yang punya rumah di daerah dekat-dekat lokasi bersih-bersih malah diam aja."

Aku juga suka bete liat kebiasaan mereka yang kalo buang sampah sakkarep udhele dhewe (semaunya sendiri). Mending men, kalo yang dibuang ke selokan itu bungkus jajan, sisa makanan, apa. Yang dibuang ke selokan yang cuman berdiameter gak lebih dari setengah meter(kira2 40 cm an)itu kresek segepok isinya sampah berhari-hari, bahkan yang paling puarah dan tetep biasa dilakukan, itu mereka buang pasir dan tanah ke selokan. Kurang bego apa sih?

Sumpah mbuencekno. Aku lek mikir iki muangkel pol (kalau mikirin ini kesel banget). Mereka tu gatau apa kalo tanah itu dibuang ke sungai yang gedenya naudzubillah aja udah bisa nyebabin pendangkalan sungai yang berakibat pada banjir, Eh, ini dengan segala ketidakpeduliannya buang tanah sekian karung ke selokan. Kadang, bangke (bangkai) tikus juga dibuang ke selokan, ampe paling parah ada kucing men, KUCING! masih keciil terbaring begitu aja di selokan. Ini selokan apa kamar mayaat ya. Bete banget.

Harapan ku yaa ya, orang Bandung baik pendatang ataupun yang native mau dan bersedia untuk sadar. Berhenti buang sampah sembarangan, Bandung tu udah kekurangan pasukan kuning(yang banyak banget kalo di Surabaya ntu), lu tambahin sampah dimane-mane ya apa maksudnye? Buatlah tempat sampah sendiri, urus sampah sendiri. Tanggung jawab dong mas, pelis deh.

Sebagai referensi, saya tinggal di sebuah tempat yang cukup padat dengan mahasiswa pendatang.
Share:

0 komentar:

Post a Comment