Selamat datang di blog seorang pribadi pembelajar :) Namaku Hawari, namamu siapa?

Thursday 7 July 2016

Kereta Lebaran

*Huwaaa*
*Kyaaaaaaaaaa* *nada tinggi banget*
*Hiye e e e e*
Duh ya mbakyu, rame banget. Ada sampe 5 anak kecil dalam radius 5 meter di sekitarku.
Ini pertama kalinya aku naik kereta api dalam rentang waktu yang sangat dekat dengan lebaran, yaa bahkan di hari H lebaran. Ramadhan kemarin aku pulang di H-7, dan di lain waktu sepertinya aku nggak pernah ngerasain kereta lebaran, kereta yang berangkat di saat lebaran. Ternyata banyak anak kecilnya =-=.
*Dan sekarang eta anak-anak kecil malah lagi ketawa-ketawa*
Sekarang, mari berdiskusi.
Rumah ya, pulang.
Sekarang aku sedang dalam perjalanan pulang menuju Surabaya lagi. Tapi harus kuakui bahwa ada yang berbeda dalam perjalanan kali ini. Ada rasa yang berbeda. Dulu, pulang kampung adalah sesuatu yang begitu dinanti-nanti, ada rasa senang, berasa "Yesss!!!" gitu. Tapi sekarang semua terasa lebih datar. Mungkin aku sudah makin mahir memainkan perasaan homesick 'kangen rumah'. Atau alasan lainnya, mungkin aku sedang berada dalam keadaan dilematis. Apakah ini berangkat, ataukah ini pulang? Dari rumah, atau ke rumah?
Keaktifanku di P3R kemarin boleh dibilang cukup berkesan ya, kejaranku untuk bisa all-out in something, insyaAllah sudah terkejar.
*dan si anak-anak makin tertawa, ada juga yang berjalan-jalan ria, sepertinya mereka sudah terbangun dari hibernasi mereka dan sedang sangat aktif*
Semua bermula dari wawancara. Aku ingat aku diwawancara oleh Kak Ardi. Lalu kami berbicara tentang P3R. Tak ada banyak konsep yang kumiliki untuk P3R, aku pun tak menyangka bahwa aku akan menjadi tim inti di P3R yang kemarin. Lalu akhirnya semua dimulai. Bermula dari perkenalan satu per satu, lalu penentuan siapa yang akan menjadi calon ketua. Kami memutuskan untuk memunculkan calon ketua dengan menyebutkan masing-masing 3 nama yang menurut kami cocok untuk mengemban amanah tersebut. Aku masih cukup ingat, Ali rifki dan anwar(yang ketiga agak lupa). Dan pilihanku sama dengan pilihan Ilzam.
Ali, kenapa Ali? Aku melihatnya dari berbagai segi, salah satunya, Ali cocok untuk menjadi icon P3R. Kesopanan dan kesantunan ada dia miliki. Karena aku cenderung lebih memilih itu. Daripada seorang yang mapan dan mantap kemampuan berorganisasinya, lebih tepat kesopanan dan kesantunan sebagai icon nya. Semisal ini sebuah pergerakan besar merubah dunia, maka okay kemapanan berorganisasi adalah prioritas. Tapi karena ini adalah pelayanan, dan bentuk paling minimal dari pelayanan adalah senyum, kurasa Ali tepat. Poin-poin lain seperti ia sering di Salman, fasih membaca Al-Qur'an yaa adalah poin tambahan saja bagiku.
Lalu terkait tim inti, harus kuakui bahwa kami adalah tim yang cukup hebat. Secara individu pun, saya mengapresiasi sekali masing-masing teman-teman. Di dunia perkampusan yang menuntut batas terakhir penjaga kehormatan adalah IPK, menurut saya, tidak sedikit di antara kami yang rela untuk mengorbankan waktu belajarnya untuk itu, dan secara langsung itu berdampak pada penurunan IPK. Saya juga menurun sih. Pengorbanan lain seperti rasa lelah berkepanjangan saat kami dituntut untuk fokus, tetap solid pada masa-masa yang rentan seperti di awal-awal Ramadhan, atau bahkan, pengorbanan perasaan yang kadang suka kemana-mana, ketika diri menuntut hendak diperhatikan, Saat beberapa dari kami kurang kuat untuk menumpahkan segala sesuatunya pada Allah, dan kami harus membaginya satu sama lain. Seperti ketika ada yang hampir tidak jadi pulang dan jadi seperti kehilangan arah.
Banyak kejadian. Banyak. Mungkin saya seorang yang cukup pelupa, tapi saya harap saya mampu mengenangnya. Saya ralat, mempelajarinya. Karena untuk saya, mengenang hanya akan membuat saya kurang rela untuk meninggalkan itu semua dan berpindah pada perjuangan selanjutnya.
*Terus ada orang tua yang sekarang lagi asik-asiknya main sama anak-anaknya, ada anak lari-lari, trus berhenti buat ngeliatin penumpang lain dengan pandangan penasaran khas anak kecil*
Harus kuakui aku bangga. Bangga akan keberhasilanku untuk mendedikasikan diri untuk sesuatu, untuk Ramadhan di Salman, untuk Allah. Aku suka dedikasi.
Terima kasih untuk teman-teman,
Ali untuk semangatnya,
Ilzam untuk mengingatkan untuk mengembalikan semua kepada Qur'an,
Rifki untuk keceriaannya,
Rozi untuk usahanya untuk tetap ikut bekerja keras,
Ayub untuk karya-karya dalam diamnya,
Anwar untuk semangat bekerjanya,
Hawari untuk telah ada menjadi dirinya sendiri,
untuk PWP digabung, atas pelajarannya tentang bagaimana berteman dengan baik dengan perempuan, dan dorongan semangatnya.
Hatur nuhun, matur suwun saget.
Do'a kan semoga kita terus istiqomah membawa niat lillah itu untuk tidak berhenti di P3R, tapi kemanapun nanti kita berada. Muara terbaik niat adalah lillahi ta'ala.
Kudoakan kalian semua mendapat umur panjang yang barokah, dan kesehatan. Aamiin.
*Kereta pun berhenti di stasiun Gubeng*
Aku pulang :)
08:28, 7 Juli 2016
Share:

0 komentar:

Post a Comment