Akhir-akhir ini,
aksi kekejaman yang dilakukan oleh begal terhadap korban-korbannyanya sudah
semakin beringas. Terakhir, di Ibukota negara kita, Jakarta, kasus begal
terjadi. Seorang juragan beras dipepet oleh 2 orang yang berkendarakan motor, 1
menebaskan celurit ke badannya, yang 1 menembakkan pistol ke arah perutnya.
Saya kurang bisa mendengar akhir dari berita yang saya tonton di TV itu dengan
baik, apakah akhirnya korban meninggal atau tidak. Yang jelas korban sempat
dilarikan ke rumah sakit(terlihat di TV). Begitulah, perilaku begal sekarang
semakin beringas.
Namun, sadarkah
kita akan kekejaman yang lebih mengerikan daripada itu? Menurut saya, ada. Pemerintah
telah melakukan beberapa kekejaman yang telah memengaruhi khayalak orang
banyak, bahkan begal pun turut terpengaruh. Begitu banyak orang menderita
karena naiknya harga BBM, harga listrik, harga cabe, beras, dan bawang merah di
pasaran. Kesemuanya benar-benar membuat saya merasa sedih. Pernahkah anda berfikir
tentang kekejaman yang satu ini?
Seandainya orang
yang dahulu selalu makan beras bagus, mungkin sekarang ketika mereka makan,
mereka mulai mencampurnya dengan beras kualitas sedang.
Bagaimana dengan orang-orang yang dahulu makannya nasi aking(kerak yang biasanya ada di bagian bawah dendeng), sekarang makan apa? Nasi jagung?
Bagaimana dengan orang-orang yang dahulu makannya nasi aking(kerak yang biasanya ada di bagian bawah dendeng), sekarang makan apa? Nasi jagung?
Kalau begitu,
bagaimana dengan orang-orang yang dahulunya makan nasi jagung? Kerak jagung?
Yang benar saja.
Walaupun tanpa
bukti, saya yakin pasti banyak orang di luar sana yang menjerit karena lilitan
harga yang selalu naik dan (hampir)tak pernah turun. Jangan dikira dengan harga
BBM dan harga listrik yang fluktuatif, saat ia turun akan mempermudah
masyarakat. Banyak terjadi di negara kita ketika harga barang sudah naik, ia
susah untuk turun. Apa pemerintah sadar akan itu?
Hal tersebut
juga dialami oleh begal. Menurut saya begal telah merasakan kekejaman dalam
bentuk lain tersebut. Belum lagi dengan adanya pernyataan pemerintah tentang Moratorium
/ Pemberhentian penerimaan PNS baru.
Begal, rata-rata
adalah orang-orang yang sedang berada pada masa produktifnya, masa-masa kerja
mereka. Sedangkan kondisi di lapangan, apakah sekarang ada fasilitas lapangan
pekerjaan yang mampu menampung sekian banyak lulusan-lulusan SMA ataupun
Perguruan Tinggi? Menurut saya keberadaan moratorium, di samping sisi positifnya
seperti memaksimalkan SDM yang ada, juga jelas akan menambah kasus
pengangguran. Saya tidak menyalahkan moratorium PNS, tetapi saya juga belum
mendengar alternatif pekerjaan tambahan dari pemerintah yang sudah cukup
merakyat hingga sampai ke telinga saya yang notabene seorang mahasiswa yang
sedang dalam masa produktifnya juga.
Lalu, harapan
apa yang ada bagi begal, di tengah lilitan harga yang makin tinggi serta lapangan
pekerjaan yang semakin sempit? Pernahkan anda coba memikirkannya dari sudut
pandang tersebut?
“Berantas Begal”
“Berantas Begal”
Menurut saya
frasa ini adalah frasa yang sangat tidak empatik dan manusiawi kepada
sesamanya. Memberantas begal, menurut saya tidaklah akan menghentikan
peningkatan jumlah kejadian kriminal di Indonesia. Berantaslah dari akarnya, jangan
hanya diberantas permukaannya saja! Turunkan harga BBM, harga sembako!
Tunjukkan kepedulian pada masyarakat dengan membantu membuat lapangan pekerjaan
baru, atau setidaknya dukunglah perusahaan-perusahaan atau usaha-usaha kecil
dan menengah yang ada di masyarakat secara benar-benar nyata, agar cukup untuk
terdengar sampai ke telinga saya yang kira-kira 2 hari sekali menonton televisi
atau setidaknya membaca koran ini!
- - Muhammad Al-Hawari
Seorang
blogger mahasiswa